Sukses

Serama, Si Genit Pendulang Duit

Di antara jenis-jenis ayam hias, Serama terbilang relatif baru.Serama merupakan hasil persilangan antara ayam Kapan alias kate kaki panjang dengan ras ayam modern Game Bantam, diburu pecinta unggas karena harganya bisa mencapai 125 juta/ekor bila menang kontes.

Citizen6, Yogyakarta: Di antara jenis-jenis ayam hias, Serama terbilang relatif baru. Ayam imut dengan bobot hanya 200-500 gram ini masuk ke Indonesia sekitar 2004 dan mulai booming pertengahan 2010. Sedangkan di Yogyakarta baru awal 2011 menjadi tren. Serama yang merupakan hasil persilangan antara ayam Kapan alias kate kaki panjang dengan ras ayam modern Game Bantam, diburu pecinta unggas karena harganya bisa mencapai 125 juta/ekor bila menang kontes.

Serama merupakan pendatang dari negeri Jiran Malaysia. Penampilannya menarik karena perawakannya kerdil tapi memiliki sifat pantang minder, suka petentang petenteng serta tidak ragu berkokok dengan lantang dan suka genit. Selain itu badannya yang berdiri tegak, dengan leher mirip huruf S dan kepalanya tertarik ke belakang disertai ekornya yang menjuntai lurus bagai sebilah pedang saat dikonteskan menjadi incaran para pencinta unggas.

Menurut Nur Hanat, salah seorang peternak Serama, ada jenis ayam Serama, yakni jenis apple, atau ada juga yang menyebut bool dan jenis slim. Disebut apple karena tubuhnya yang bulat seperti buah apel atau bisa juga diibaratkan manusia yang suka memakai baju gombrong/longgar. Sedangkan tipe Slim karena bodinya yang langsing dengan lekukan bentuk tubuh yang indah membuat mata terpana. “Keduanya enak dipandang, menggemaskan serta eksotis” katanya.

Hanat, begitu panggilan akrabnya, memulai usaha ternak Serama sejak dua tahun silam, dengan indukan dua jantan dan tiga betina ini awalnya tidak menyangka akan menjadi tren. Sebagai mantan peternak perkutut, Hanat merasa ada yang kurang bila tidak memelihara Serama. Maka jadilah ia membeli Serama dengan harga 500 ribu/pasang. " Saat ini harga sepasang indukan bisa mencapai 4 juta. Bahkan ada yang berani membeli hingga 20 juta/pasang, ” ujar pemilik 15 indukan Serama ini.

Lebih jauh Hanat mengatakan Serama tergolong ayam yang sulit dikembangkan. Badannya yang kecil tidak mampu mengerami telur dalam jumlah banyak. Biasanya hanya menetas dua sampai tiga butir telur dari jumlah keseluruhan yang mencapai lima hingga tujuh butir pada Serama kelas sedang. Sementara Serama kategori bagus atau kelas kontes lebih sulit bertelur disebabkan bodi yang sangat ramping.

Namun bagi Hanat kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi. Sebagai seorang peternak ia tidak kehabisan akal. “ Bila ingin menetaskan dalam jumlah banyak, telur-telur tersebut bisa ditetaskan ke dalam mesin penetas. Atau, dicarikan “ babu ” yakni dieramkan pada ayam kate yang memiliki tubuh lebih gede sehingga bsa memberi kehangatan pada telur-telur Serama, ” sarannya.

Ditanya isi kandang yang ideal untuk kembang biak, Hanat menjawab satu banding empat. Artinya satu ekor jantan dengan empat betina. Hal ini sesuai dengan kemampuan si jantan dalam masa kawin setiap tahunnya. Ditambahkan Hanat, seekor indukan akan memulai bertelur pada umur tujuh bulan.

Dan seekor Serama yang sudah saatnya bertelur ditandai dengan berubahnya warna jengger menjadi kemerahan menonjol atau membesar serta badannya yang tampak gemuk. Namun untuk Serama kategori lomba, terutama Serama jantan sebaiknya dipisahkan agar ketika dikonteskan tidak lari mengejar Serama betina.

Serama menjadi dambaan dan kebanggaan ketika menjadi juara. Namun untuk menjadi pemenang tidak semudah yang dibayangkan. Agar serama menjadi juara, Hanat menyarankan pilih indukan yang berkualitas. Selain itu saat membeli anakan harus cermat memilih.

Langkah selanjutnya, latih Serama untuk selalu bergaya, berupa latihan membusungkan dada disertai tarikan kepala ke belakang dengan ekor yang menjuntai ke bawah. “Poin akan bertambah bila kepala bisa bergetar” ungkap Hanat yang baru saja jadi juri kontes Serama se Jawa ini.

Ditambahkan, latihan mengenal arena serta latihan mental mutlak dilakukan. Latihan arena sebaiknya dilakukan di meja berkuran satu m x satu m dengan alas karpet warna hijau mirip catwalk kontes. Latihan ini bertujuan agar Serama terbiasa dengan arena kontes yang sesungguhnya. Sementara latihan mental sebaiknya dilakukan di lokasi yang sedikit bising supaya nantinya Serama tidak takut di suasana lomba yang ramai.

Selain berbagai macam latihan tersebut, Hanat juga menganjurkan perlu adanya terapi pijat. Serama kategori kontes sebaiknya diberi pijatan ringan pada bagian dada serta pangkal paha yang dilakukan secara rutin. Dijelaskan, pijatan ini bertujuan untuk melenturkan otot-otot Serama.

Namun untuk menjadi Serama aduan/kontes, Hanat mengingatkan, kesehatan harus selalu dijaga. Karena tidak mungkin Serama yang sakit bisa diikutkan lomba. Adapun penyakit yang harus diwaspadai antara lain sakit mata. Di mana biasanya mata bengkak akibat kandang kurang bersih. Penyakit lainnya adalah flu, dengan gejala warna jengger berubah menjadi kebiruan. Penyakit cacingan pun sering pula menyerang Serama, yang ditandai dengan nafsu makan yang berkurang. Guna mencegah penyakit-penyakit tersebut, Hanat menyaran agar Serama diberi vaksin secara berkala serta suplemen.

Bila Serama mampu berlegak-legok dengan genit, badan berdiri tegak dengan juntaian ekor seperti pedang hingga akhirnya menjadi juara bisa dipastikan akan mendulang duit hingga jutaan rupiah. (Pengirim: Lanjar Artama)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini