Sukses

Mahasiswa Unasman Nekat Mogok Makan

Mahasiswa Unasman kembali melakukan aksi menuntut penuntasan kasus penembakan dosen Universitas Al Asyariah Mandar yang menyebabkan korban tewas. Sebanyak 10 orang lebih mahasiswa Unasman melakukan aksi mogok makan di Kantor DPRD Kabupaten Polewali Mandar.

Citizen6, Polewali Mandar: Mahasiswa Universitas Al Asyariah Mandar (Unasman) kembali melakukan aksi menuntut penuntasan kasus penembakan dosen yang menyebabkan korban bernama Sofyan (27) meninggal. Dalam aksinya, sebanyak 10 orang lebih mahasiswa Unasman melakukan mogok makan sambil berbaring beralaskan tikar plastik yang digelar di teras depan Kantor DPRD Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Aksi tersebut dilakukan karena mahasiswa menilai, tidak ada keseriusan aparat penegak hukum dalam pengusutan kasus tersebut. Selain itu tak jelas tindakan hukum yang dikenakan terhadap pelaku penembakan yang menurut mahasiswa seharusnya diadili dan diganjar dengan dipenjarakan. Sebab dalam kasus tersebut, jelas terjadi pelanggaran hak asasi manusia yang telah dilakukan oleh aparat kepolisian.

Selain itu, dalam melakukan penanganan massa, aparat kepolisian yang diterjunkan Polres Polman dinilai tidak dijalankan sesuai protap. Hal itu terbukti dengan adanya penembakan yang dilakukan terhadap kerumunan massa yang sedang berupaya menghalangi eksekusi. Penembakan dilakukan dengan menggunakan peluru tajam yang sasarannya mengenai bagian kepala. Padahal penanganan massa seharusnya melalui tahapan dan langkah-langkah yang sesuai prosedur tetap kepolisian. Karena itu Kapolres Polman sebagai pimpinan lapangan saat terjadi bentrok dengan mahasiswa, harus bertanggung jawab. Bahkan Kapolda Sulbar juga dianggap turut terlibat dengan memberi izin.

Oleh sebab itu dalam aksinya kali ini, mahasiswa mendesak Komnas HAM agar turun dan mengusut tuntas kasus tersebut. Mahasiswa lewat aksinya meminta, penanganan kasusnya jangan hanya dianggap dan diproses sebagai pelanggaran disiplin yang dilakukan anggota polisi, sehingga penyelesaiannya hanya dilakukan di internal kepolisian.
 
Aksi yang dimulai Selasa siang (24/5) itu adalah betuk desakan kepada pihak terkait agar menuntaskan dan membuka kepada umum proses penanganan kasus serta sanksi yang diterima pelaku penembakan yang meneyebabkan Sofyan tewas. Awalnya sekitar pukul sembilan pagi, mahasiswa yang berkumpul di kampus sejak pagi mendatangi Kantor DPRD Polewali Mandar untuk mempertanyakan keseriusan anggota DPRD dalam melakukan desakan kepada penegak hukum, terutama Komnas HAM, untuk menuntaskan kasus tersebut.

Setiba di jalan depan Kantor DPRD Kab. Polman, sambil membakar ban bekas tepat di pintu masuk pagar kantor, mahasiswa selanjutnya secara bergantian melakukan orasi menuntut pengusutan pelangaran HAM yang dilakukan kepolisian dalam eksekusi Kampus Unasman yang berujung bentrok pada 13 Januari lalu. Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa kali ini sempat membuat macet arus kendaraan di Jalan Poros Trans Sulawesi yang melintas tepat di depan kantor dewan. 

Sesaat kemudian mahasiswa  memasuki halaman kantor dan ditemui sejumlah anggota DPRD. Kepada anggota DPRD mahasiswa meminta dukungan dengan membubuhkan tanda tangan  dalam dua lembar kertas berita acara tuntutan mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Peduli Sofyan.

Sempat terjadi dialog antara mahasiswa dengan anggota DPRD. Namun jawaban yang disampaikan anggota DPRD yang menerima mahasiswa tidak mampu memberikan kepuasan kepada mahasiswa yang ingin mengetahui sejauhmana perkembangan penanganan kasus tersebut. Sementara seperti yang diakui salah seorang mahasiswa yang ikut dalam aksi tersebut, beredar kabar di tengah masyarakat, bahwa sejumlah anggota DPRD sudah beberapa kali mendatangi Komnas HAM di Jakarta.

"Tapi apa hasilnya?" tanya Munawir Arifin, salah seorang aktivis mahasiswa. Seharusnya, anggota DPRD yang katanya sudah mondar mandir ke Jakarta itu untuk mendesak pengusutan kasus ini bisa mempertanggungjawabkan hasilnya kepada publik agar diketahui langkah nyata proses hukum dari penanganan kasusu ini. "Jangan sampai mondar mandirnya itu hanya menghabiskan anggaran saja. Sementara kita tidak tahu hasilnya apa," lanjut Munawir.

Karena itulah, kata Munawir, ia bersama mahasiswa lain yang berjumlah sebanyak 19 orang melakukan aksi mogok makan di halaman kantor DPRD. Mereka mendesak kepada anggota dewan agar menggunakan haknya untuk mempertanyakan penanganan kasus tersebut. Mogok makan yang mereka lakukan tersebut adalah sebagai bentuk desakan agar proses penanganan kasus yang menyebabkan tewasnya Sofyan menemui titik terang dan pelakunya dihukum seberat-beratnya.

Lalu sampai kapan mahasiswa akan melakukan aksinya? Mereka mengaku akan tetap berada di sini sampai Kapolda Sulbar dan Komnas HAM turun dan datang memberikan pernyataan kepada masyarakat sejauhmana penangan kasus ini, serta menjelaskan bagaimana sanksi dan tindakan hukum yang diterima pelaku.

Sementara itu anggota DPRD yang menerima mahasiswa berjanji dalam waktu 2X24 jam akan berangkat ke Makassar untuk menemui kapolda, agar segera menyikapi tuntutan mahasiswa. Kepada mahasiswa anggota dewan juga berjanji akan segera bersurat kepada Komnas HAM agar untuk mengusut tuntas kasus pelanggaran HAM yang melibatkan aparat Polres Polman tersebut. (Pengirim: Muhammad Gufran)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini