Sukses

Puluhan Anak di Sarai Putus Sekolah

Puluhan anak yang berada di Rt.05 Sarai, Desa Semuntai, Kecamatan Mukok yang berjarak kurang lebih 4 KM dari Semuntai, ternyata putus sekolah.

Citizen6, Mukok: Puluhan anak yang berada di Rt.05 Sarai, Desa Semuntai, Kecamatan Mukok yang berjarak kurang lebih 4 KM dari Semuntai, ternyata putus sekolah. Hal itu disebabkan tidak adanya fasilitas sekolah yang memadai. Hanya sebuah bangunan berukuran 4x7 yang beratapkan seng dan berlantaikan tanah serta beberapa meja yang sudah usang. Dulu, bangunan tersebut sempat dijadikan pondok belajar oleh sejumlah anak. Namun, bangunan yang dibangun sejak 2008 lalu itu kini sudah tidak berfungsi lagi.

Berdasarkan keterangan Ketua Rt.05 Sarai, Abdurrahman (40), mengakui bahwa sempat ada proses belajar mengajar selama kurang lebih dua bulan. Namun kemudian berhenti total mengingat guru yang ditugaskan mengajar disana meminta biaya 50ribu per murid setiap bulannya. “Kalau sebesar itu orang tua disini tidak sanggup. Mana untuk beli beras lagi, orang tua disini sempat protes," katanya menjelaskan. Berdasarkan pantauannya, hanya sekitar empat orang warga di Rt.05 Sarai yang bisa membaca dari jumlah total 22 Kepala Keluarga yang ada.

Selain itu belum ada fasilitas listrik dikampung tersebut. Hanya sebuah mesin genset berkapasitas 3000 W yang dihidupkan hanya pada malam minggu dan sabtu. Air bersih juga tidak ada, sedangkan untuk MCK masyarakat menggantungkannya pada salah satu sumber air yang berada tidak jauh dari kampung. “kita ada sumur bor yang dibuat dari dana ADD, tapi sudah rusak dan tidak bisa berfungsi lagi. Kita sekarang tergantunglah dengan air yang ada dibawah,”tambahnya. Disinggung soal raskin, Abdurrahman itu mengatakan bahwa masyarakat di Sarai hanya mendapatkan jatah lima kg untuk setiap KK dan selama tiga bulan.

Ketua KNPI Sanggau, Achmad Zuhri mengaku sangat prihatin dengan kondisi masyarakat Sarai. Keprihatinan itu dikatakanya sangat jelas. Seperti tidak adanya fasilitas umum, tidak adanya fasilitas MCK, listrik, tidak adanya akses kesehatan dan lain sebagainya. Oleh karena itu,dirinya meminta Pemkab terus melalui Dinas terkaitnya segera memperhatikan masyarakat Sarai mengingat kondisinya yang sangat memprihatinkan. “Inilah sebenarnya menjadi dasar kita untuk berkunjung ke sini. Kita memang tidak bisa berbuat banyak, tetapi kita akan berusaha semaksimal mungkin membantu mereka sesuai kemampuan kita. Kita juga akan mendorong Pemkab untuk memperhatikan mereka disini,” imbuhnya.

Kegiatan yang diadakan pada baksos kali ini adalah pengecatan bangunan dan perbaikan pondok belajar. Pemberian buku pelajaran dari HIPMI Sanggau dan pembagiaan seragam sekolah dari GNOTA yang difasilitasi KNPI Sanggau. Sementara itu, pelaksana Shave the Children dari Yayasan Citra Hanura Sanggau, Zainuri mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengadakan kegiatan serupa. Kegiatan tersebut dimaksudkan agar tidak ada lagi anak-anak yang mengalami nasib hingga putus sekolah. “Tugas anak itukan bukan bekerja tetapi belajar. Kita ingin mereka mendapatkan hak mereka yang selama ini terabaikan yaitu belajar," katanya. (Pengirim: Indra Sanggau Berkat)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini