Sukses

Bayi Penderita Cardiomegaly Butuh Uluran Tangan

Ayu Ridhathul Jannah, bayi berusia lima bulan asal Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau, terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sanggau.

Citizen6, Sanggau: Ayu Ridhathul Jannah, bayi berusia lima bulan asal Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau, terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sanggau. Putri pasangan Edy Hamdani (30) dan Desy Mulyani (27), diagnosa dokter spesialis anak RSUD Sanggau, Ayu mengalami pembesaran jantung, atau yang populer disebut Cardiomegaly

Ayah Ayu, Edy menuturkan bahwa ketika Ayu lahir pada 31 agustus 2011 sudah mengalami masalah kesehatan. Posisi janin yang sungsang menyebabkan proses persalinan Ayu rumit, dan memakan waktu cukup lama, sehingga sempat keracunan air ketuban. Berkat pertolongan tim medis RSUD Sanggau, Ayu kemudian disarankan agar dirujuk ke RS. Antonius Pontianak karena RSUD Sanggau memiliki keterbatasan peralatan.

Saat berada di RS. Antonius, Ayu sempat menjalani perawatan selama 28 hari di ruang ICU. Tetapi Ayu mengalami gangguan pernafasan sehingga memerlukan ventilator, dan kemudian dilanjutkan perawatan ke ruang perinatologi. "Saya kesulitan untuk berlama-lama di Antonius. Untuk biayanya saja selama berada di Pontianak diatas Rp50 juta. Karena tidak sanggp mengingat biayanya cukup besar, akhirnya saya dan istri putuskan membawa Ayu pulang. Setelah pulang Ayu tetap menggunakan selang makan (NGT) karena anak saya tidak bisa makan melalui mulut dan sangat tergantung pada oksigen," katanya.

Sementara itu, salah seorang perawat yang menangani Ayu, Agato Wito menjelaskan bahwa pada 29 Januari 2012, Ayu sempat mengalami henti nafas. Kemudian oleh ayah sang bayi diberikan nafas buatan dan langsung dibawa ke Puskesmas terdekat di Kembayan. "Kondisi Ayu terus memburuk. Karena itu, Ayu akhirnya langsung dibawa ke RSUD Sanggau menggunakan kartu Jamkesda dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," paparnya.

Dihubungi terpisah, Dokter Spesialis Anak, Harry Iskandar mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya belum bisa mendiagnosa secara pasti penyebab terjadinya kasus pembesaran jantung tersebut. Menurut Hary, peralatan untuk mendiagnosa jantungnya belum ada. Di RSUD hanya ada ronsen dada umum saja. Ia juga menyarankan agar kasus ini ditangani dokter yang telah memiliki sertifikasi jantung dan paru-paru anak. "Untuk di Sanggau memang belum bisa. Untuk di Kalbar belum ada spesialis penyakit seperti ini. Karena itu, memang kita sarankan agar pasien dirujuk ke rumah sakit jantung di Jakarta yang memiliki alat dan prasarana identifikasi dan diagnosa, sehingga akar persoalannya bisa diketahui secara jelas," tukasnya.

Ayah Ayu, Edy Hamadani yang berprofesi sebagai tukang jahit, berharap uluran tangan dermawan yang bersedia membantu anaknya agar bisa terus bertahan hidup. Sampai saat ini sudah ada beberapa masyarakat maupun lembaga yang turut membantu Ayu. " Saya sebagai orang tua Ayu meminta bantuan masyarakat agar anak saya bisa hidup," tutur Edy dengan wajah sedih meratapi anaknya. (Pengirim: Indra)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini