Sukses

Aksi Donor Darah SADONDA

Sahabat Donor Darah (SADONDA) yang merupakan komunitas di bawah naungan Lembaga Kemanusiaan – Emotional Spiritual Quotient (LK-ESQ) bekerja sama dengan PMI kota Yogyakarta, mengadakan aksi donor darah masal di halaman parkir mobil lembah UGM.

Citizen6, Yogyakarta: “Donor itu Gaya, Donor itu Cinta”. Tulisan yang terpampang di mobil donor darah keliling milik Palang Merah Indonesia (PMI) ini cukup mengundang ketertarikan pengunjung Sunday Morning (Sunmor). Sahabat Donor Darah (SADONDA) yang merupakan komunitas di bawah naungan Lembaga Kemanusiaan – Emotional Spiritual Quotient (LK-ESQ) bekerja sama dengan PMI Kota Yogyakarta, mengadakan aksi donor darah masal di halaman parkir mobil lembah UGM.

SADONDA juga merupakan komunitas yang terdiri dari mahasiswa dari beberapa universitas di Yogyakarta seperti UNY, UGM, UMY, UAD dan UII Yogyakarta. Kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB ini berhasil mengumpulkan 46 kantong darah dari sekitar 83 calon pendaftar. " Kegiatan yang akan diadakan setiap tiga bulan sekali ini merupakan salah satu program kerja (proker) SADONDA. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi atau menghilangkan donor pengganti, " ujar Dian Trendi mahasiswa UNY yang menjabat sebagai ketua.

Dalam ilmu medis terdapat dua jenis pendonor, pendonor pengganti dan pendonor sukarela. Pendonor pengganti adalah orang yang mendonorkan darahnya untuk seseorang yang sedang sangat membutuhkan dan darah dibutuhkan segera. Donor pengganti biasanya dilakukan untuk menolong saudara atau kerabat mereka yang sedang sakit. Sedangkan donor sukarela adalah pendonor yang rutin mendonorkan darahnya setiap minimal 75 hari sekali dan darah disumbangkan kepada PMI untuk diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan.

Sebelum melakukan donor darah, calon pendonor wajib mengisi formulir persyaratan sebagai pendonor mengenai beberapa pernyataan dan pertanyaan terkait dengan penyakit dan kesehatan calon pendonor. Pendonor sukarela biasanya lebih jujur dalam mengisi formulir persyaratan tersebut dibandingkan dengan pendonor pengganti karena alasan kepentingan demi segera menolong saudara atau kerabatnya. Misalnya pendonor yang baru dua bulan yang lalu mendonorkan darahnya mengisi pernyataan mengenai kapan terakhir pendonor melakukan donor darah. Sehingga nantinya menjadi tiga bulan agar dapat memenuhi persyaratan waktu minimal adalah 75 hari dari donor terakhir. Hal yang mungkin dianggap sepele tersebut padahal dapat berdampak buruk bagi pendonor maupun penerimanya, karena darah belum sempurna dalam proses pematangannya di dalam tubuh sehingga darah tersebut belum siap untuk didonorkan.

Manfaat donor darah sendiri selain dapat menyelamatkan nyawa orang lain juga diantaranya dapat menurunkan resiko terkena penyakit jantung. Membuat badan lebih sehat dan bugar serta mengurangi jerawat bagi remaja. Karenanya, pendonor sukarela akan memiliki tubuh yang lebih sehat dibanding pendonor pengganti. Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan pada bulan kasih sayang pada setiap Minggunya yaitu mulai tanggal 12, 19 hingga 26 Februari yang bertempat di halaman parkir mobil lembah UGM.

Antusias para calon pendonor sangat luar biasa terbukti dengan banyaknya pengunjung yang berdatangan untuk mendaftar meski kegiatan sudah hampir ditutup. Bahkan petugas terpaksa menolak beberapa calon pendonor karena alat-alat medis yang digunakan sudah dikemas. Banyaknya antrian pun tidak menyurutkan semangat para pengunjung untuk tetap mendaftar demi keinginan mulianya, berbagi cinta untuk sesama dengan mendonorkan darahnya. (Pengirim: Rina Yunita)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.