Sukses

Kurang Penanganan, Payudara Diserang Belatung

Ni Made Sirat (56), warga Banjar Wali, Desa Yehembang, Mendoyo sudah hampir lima tahun ini menderita kanker payudara. Tapi karena miskin, Sirat tak bisa mengobati penyakitnya.

Citizen6, Mendoyo: Sungguh sangat miris penderitaan yang dialami Ni Made Sirat (56), istri dari Ketut Sudarta (59) sopir truk asal Banjar Wali, Desa Yehembang, Mendoyo. Selama hampir lima tahun Sirat yang tergolong keluarga kurang mampu ini bergelut dengan penyakit kangker payudara. Ironisnya ternyata Sirat kurang mendapat perawatan hingga penyakitnya kini sudah memasuki stadium empat.

Bahkan sejak tiga tahun lalu payudara sebelah kanan pecah pada bagian bawah dan mengeluarkan darah bercampur nanah. Selain itu luka tersebut sudah mulai dihinggapi ulat berwarna putih sehingga menebar aroma busuk yang sangat menyengat. Dengan kondisi ini Sirat terkadang tidak kuasa menahan rasa sakit.

Menurut keterangan Sudarta, sang suami, sebenarnya istrinya sudah pernah menjalani pengobatan di RSUP Sanglah sekitar dua bulan yang lalu dengan menggunakan Jamkesmas. Bahkan Sirat pernah dirawat inap di Sanglah selama lima hari. Namun karena penanganan pihak rumah sakit Sanglah agak lambat Sirat diajak pulang kembali.

“Istri saya sudah pernah diperiksa di laboratorium dan di rongent, namun saya tidak tahu hasilnya,” terang Sudarta yang mengaku terpaksa berhenti sementara sebagai sopir demi merawat sang istri. Sirat juga pernah di Biopsi oleh pihak RSUP Sanglah, namun hingga kemarin Sudarta mengaku tidak mengetahui hasil Biopsi tersebut. Bahkan bekas Biopsi tersebut kini infeksi sehingga mengeluarkan darah bercampur nanah.

Sudarta juga menjelaskan selama menjalani rawat jalan di RSUP Sanglah, dirinya bersama istrinya merasa dipingpong oleh pihak rumah sakit. Tidak jarang dirinya merasa rugi ke RSUP Sanglah karena setiba di rumah sakit Sirat tidak mendapat penanganan atau pemeriksaan.

“Sampai di sana (RSUP Sanglah, red) kami hanya disuruh menunggu, sampai sore tidak mendapat penanganan akhhirnya kami disuruh pulang,” jelasnya. Merasa kurang diperhatikan oleh pihak rumah sakit, akhirnya Sudarta mengaku pasrah dengan keadaan istrinya. “Kalau dihitung mungkin sudah jutaan uang saya keluar hanya untuk biaya transpor saja. Sedangkan penyakit istri saya bertambah parah,” keluhnya.

Melihat kondisi Sirat yang sangat memprihatinkan anggota Jaringan Jurnalis Jembrana (JJJ) kemudian berkordinasi dengan Kadis Kesehatan Pemkab Jembrana. Kadis Kesehatan dokter Putu Suwasta yang dihubungi langsung memerintahkan Puskesmas Mendoyo untuk merujuk Sirat ke RSUD Negara.

Namun sayang setiba di RSUD Negara sekitar pukul jam 09.00 WITA dengan mengunakan Ambulance Puskesmas Mendoyo, Senin (23/4), Sirat rupanya tidak langsung mendapat penanganan dari pihak rumah sakit, karena terkendala urusan administrasi. “Saya sudah bilang surat-surat masih ada di Denpasar dibawa anak saya, tapi tetap mereka mempersulit,” terang Sudarta.

Selama hampir lima jam Sirat terpaksa menunggu di ruang tunggu Poliklinik RSUD Negara sambil menahan rasa sakit. Di sela-sela menunggu penanganan dari pihak rumah sakit, ulat-ulat berwarna putih sempat keluar dari payudara berceceran di lantai. ”Saya malu pak istri saya dibiarkan di sini (di poli klinik-red) karena istri saya bau, padahal disini kan tempat pasien-pasien ringan,” tambah Sudarta yang menyayangkan pelayanan rumah sakit.

Akhirnya setelah pihak bidan dari puskesmas Mendoyo turun tangan sekitar jam 13.30 WITA Sirat bisa mendapatkan kamar perawatan. Setelah menjalani pemeriksaan di Poliklinik Bedah di RSUD Negara, Sirat diharuskan menjalani rawat inap.

Sementara itu Kadis Kesehatan Jembrana, dokter Putu Suwasta saat dikonfirmasi melaui telpon mengatakan, seharusnya pasien yang sifatnya emergensi harus cepat mendapat penanganan. Masalah kelengkapan administrasi atau surat-surat pasien bisa disusul kemudian. “Masalah surat-surat atau KTP pasien kan masih bisa nyusul selama 1x24 jam,” terangnya.

Terkait masalah rawat inap menurut Suwasta itu sifatnya hanya perawatan luka untuk mencegah pendarahan lebih parah bukan sifatnya menyembuhkan karena yang bersangkutan harus menjalani oprasi. Mengingat Kanker yang dideritanya sudah stadium empat. (Pengirim: Dewa Putu Darmada)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.