Sukses

Mahasiswa ITS Memajukan Kampung Batik Klampar

Mahasiswa ITS melakukan upaya untuk memajukan Batik Klampar di Pamekasan, Madura.

Citizen6, Madura: Pamekasan, sebagai salah satu Kabupaten di Madura telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Tidak hanya di bidang pendidikan, sosial, kebudayaan, namun juga di bidang perekonomian yang telah mengalami perubahan yang cukup pesat dan secara kasat mata dapat dilihat dari banyak bermunculannya gedung-gedung perdagangan dan jasa.

Pamekasan pun mulai mengembangkan daerah-daerahnya untuk memunculkan icon ataupun komoditas baru sebagai upaya peningkatan ekonomi, sekaligus pemerataan ekonomi masyarakatnya. Bercermin dari suksesnya beberapa  kota yang melakukan branding komoditas khas mereka seperti,Yogyakarta dengan kampung bakpia dan Sidoarjo dengan kampung batik Jetisnya. Kesemuanya memiliki ciri khas komoditi masing-masing. Namun sayangnya, tidak semua Kampung ini dapat berjalan ataupun bertahan melawan persaingan pasar.

Buktinya Kampung Batik Klampar Kecamatan Proppo masih jarang didengar oleh masyarakat umum, bahkan masyarakat asal Pamekasan sendiri. Padahal Kampung Batik Klampar ini memiliki potensi yang cukup besar apabila diberdayakan lebih baik lagi. Sebenarnya, pada Juli 2009, Pemkab Pamekasan membuat terobosan dengan mencanangkan kota Pamekasan sebagai kota batik yang ditandai dengan kegiatan " Pamekasan Membatik " yang digelar di sekitar monumen Arek Lancor. Namun, promosi Batik Pamekasan ke luar daerah memang terkesan kurang, sehingga masih banyak warga di luar Pamekasan yang belum mengetahui tentang kondisi batik yang ada di wilayah tersebut.

Pedagang memang ada sebagian yang mampu menembus pasar hingga Jawa Tengah dan Jawa Barat. Akan tetapi belum cukup berpengaruh terhadap omset penjualan. Desa yang dijadikan kawasan khusus perajin batik tulis adalah Desa Klampar, karena dari sanalah batik tulis Pamekasan ini berkibar. Hal inilah yang melatarbelakangi empat mahasiswa ITS Surabaya untuk membranding kawasan Kampung Batik Klampar sebagai upaya peningkatan pemasaran, pencitraan, dan perekonomian masyarakat.

Diketuai oleh Achmad Arifiyanto, dengan anggota tim Siska Arifiani dan Firjaun faris Fahmi, program ini diwujudkan dengan sosialisasi kepada para pengrajin batik di kawasan kampung batik Klampar. Mereka diberikan jasa pendampingan berupa training pemasaran yang baik dan training komputasi untuk mengenalkan Kampung Batik lewat teknologi serta diberikan prototype attractive packaging and designing batik dan website sebagai informasi mengenai Kampung batik Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura.

Melalui program pelatihan tersebut, diharapkan tercipta sebuh Brand dari kawasan tersebut. Nantinya melalui branding inilah, Kampung Batik Klampar ini memiliki pencitraan baru yang lebih baik sehingga pemasaran akan diketahui oleh masyarakat luas dan akhirnya dapat menstimulus kemajuan ekonomi masyarakatnya. selain itu, dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat memberdayakan masyarakat setempat, khususnya para pemuda untuk turut serta aktif dalam memasarkan produk batik mereka melalui teknologi, memberikan kontribusi dalam upaya memperkenalkan dan pencitraan Kampung batik sehingga menarik minat para pembeli
(khususnya dari luar Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan) untuk membeli . (Pengirim: Silvina R.L.)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.