Sukses

Mahasiswa UNY Merintis Kampung Kelinci

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta merintis program Kampung Kelinci di Desa Karangpatihan, Ponorogo. Mereka bergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa pengabdian Masyarakat (PKM-M) yang mendapat hibah dari Ditjen Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi).

Citizen6,  Karangpatihan: Cuaca cerah, angin semilir pun berhembus menyapa desa yang permai itu. Di sana nampak beberapa remaja dan warga yang tengah berkumpul di depan rumah Samuji, salah seorang perangkat desa. Terlihat pula kelinci-kelinci cantik dan lucu yang tengah dibagi-bagikan oleh remaja-remaja itu kepada puluhan kepala keluarga yang hadir di sana. Nampak terlihat kesibukan yang berbeda dari biasanya di rumah Samuji karena saat itu merupakan tahap kedua penerjunan bibit kelinci kepada warga.

Bibit-bibit kelinci tersebut diberikan kepada warga sebagai modal pendukung untuk melaksanakan program rintisan Kampung Kelinci di Desa Karangpatihan, Ponorogo. Program tersebut digawangi oleh lima orang mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yakni Essy Purwaningtyas, Yuni Nurfiana dan Nur Hera Utami (ketiganya mahasiswa FMIPA), Dwi Ayu Novita A. (mahasiswa FT) dan Maria Wulandari (mahasiswa FBS). Mereka bergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa pengabdian Masyarakat (PKM-M) yang mendapat hibah dari Ditjen Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi).

Program yang mereka usung adalah merintis Kampung Kelinci di Desa Karangpatihan, Ponorogo. " Desa Karangpatihan ini dulu dikenal dengan julukan Kampung Idiot karena di sini terdapat 64 warganya yang mengalami disabilitas intelektual. Di samping itu kondisi kesejahteraan warga Desa Karangpatihan ini masih mengalami keterbelakangan karena itu sangat membutuhkan uluran tangan. Untuk itu kami laksanakan pengabdian di desa ini, " terang Essy sebagai ketua Tim PKM-M.

Tujuan program ini adalah untuk merintis kampung kelinci bagi penyandang disabilitas intelektual. Hal itu dilakukan dengan memberikan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan kepada penyandang disabilitas intelektual tentang berternak kelinci. " Diharapkan melalui melalui program ini lambat laun akan dapat melatih dan meningkatkan kemandirian bagi penyandang disabilitas intelektual sehingga mereka tidak lagi dianggap sebagai beban oleh masyarakat, " lanjutnya.

Dalam program ini tim memilih berternak kelinci karena kelinci memiliki tingkat menghasilkan keturunan yang cukup cepat yang berarti pula bisa menghasilkan daging yang cukup tinggi, dagingnya pun mengandung protein tinggi serta rendah kolesterol. Peluang pasar kelinci pedaging juga masih sangat terbuka, tidak hanya di Ponorogo namun juga di luar Ponorogo.

Saat ini terdapat 50 kepala keluarga yang telah mendapat bibit atau indukan kelinci, dan beberapa diantaranya ada yang sudah melahirkan. Warga mengaku sangat senang bisa berternak kelinci karena pemeliharaannya relatif mudah, pakan tidak sulit dicari, dan memiliki prospek bagus untuk menambah pendapatan. Selain melatih dan membagi-bagikan kelinci kepada para kepala keluarga, tim PKM-M juga melakukan pembinaan dan pendampingan kepada mereka dengan menggandeng Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Mandiri Kota Ponorogo.

“ Kami dari LPM Mandiri sangat tertarik dengan program adik-adik mahasiswa UNY ini yang mana telah menerjunkan bibit-bibit kelinci itu untuk merintis Kampung Kelinci. Saya berharap nantinya akan dapat berkembang lebih jauh, dan kita selaku LPM Mandiri di Ponorogo siap untuk membantu karena program kita ini sebenarnya adalah sama, jadi memiliki kesamaan visi dan misi. " ungkap Fendi Sukatmanto selaku ketua LPM Mandiri.

Rintisan Kampung Kelinci ini telah memiliki struktur kelembagaan yang dibentuk bersama dan diketahui oleh Kepala Desa Karangpatihan. Diharapkan untuk ke depannya jika memang masyarakat yang telah dikader saat ini sudah benar-benar memahami dan terampil berternak kelinci akan dapat melatih warga yang lainnya. Sehingga lama-kelamaan Kampung Kelinci ini akan berkembang lebih baik dengan menjangkau seluruh warga di Desa Karangpatihan.

Sebagai rencana jangka panjang, tim PKMM juga telah memfasilitasi Kelompok Kampung Kelinci yakni membukakan jejaring kerjasama dengan Peternakan 543 Kelinci, guna membantu promosi dan pemasaran kelinci baik dalam skala lokal, nasional maupun internasional. Semoga program ini dapat bermanfaat bagi masyarakat serta merubah keadaan menjadi lebih baik. Dukungan dan kepedulian dari berbagai pihak sangat dibutuhkan baik untuk keberhasilan membangun Kampung Kelinci ini sendiri maupun untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan bagi para penyandang disabilitas. (Pengirim: Maria Wulandari)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini