Sukses

Gunung Kidul Dahulu adalah Laut

Pegunung Gunung Kidul dahulu ternyata adalah laut yang mengalami pengangkatan. Rasa asin pada batuan juga semakin menguatkan bukti bahwa daerah tersebut dulunya berupa lautan.

Citizen6, Yogyakarta: Tahukah Anda, perbukitan karst di daerah Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada jaman dahulu adalah laut? Kandungan batuan gampingnya dapat dijadikan bukti, bahwa daerah tersebut mengalami pengangkatan (uplift) pada zaman dahulu dari laut muncul sebagai daratan pada permukaan seperti sekarang. Rasa asin pada batuan juga semakin menguatkan bukti bahwa daerah tersebut dulunya berupa lautan.

Itulah hasil kajian kelompok F1 Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), yang melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL1) semester genap. Kelompok F1 melakukan kajian pada Karst Barat, yang merupakan fenomena alam yang khas, dengan ciri utama banyaknya batuan gamping.

Objek utama yang dikaji pada wilayah karst barat yaitu dari sisi bentang alam dan bentangbudaya, berupa Telaga Luweng Lor, Desa Panggang, Perbukitan Karst, Vegetasi sepanjang karst barat dan Pantai Baron.

KKL dilakukan dengan melakukan survey langsung ke lapangan. Prasurvey dilakukan untuk mengenali wilayah kajian dengan bantuan alat berupa peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) sebagai acuan arah penentuan lokasi dan pengetahuan topografi daerah kajian melalui garis kontur yang ada pada peta.

Survey dilakukan dengan pengamatan langsung 28 April 2012. Alat yang digunakan berupa peta RBI, GPS, dan kamera. GPS digunakan sebagai sarana untuk mengetahui titik koordinat tiap objek pengamatan.

Perjalanan dilakukan dari kampus Fakultas Geografi ke arah selatan. Jalan yang dilalui masih ramai, banyak kendaraan berlalu lalang. Gedung-gedung bertingkat juga banyakterlihat. Memasuki daerah Panggang, kabupaten Gunungkidul kendaraan yang lewat mulai berkurang. Gedung-gedung tidak lagi terlihat, namun vegetasi kerapatan sedang berupa sawah dan kerapatan tinggi berupa hutan-hutan rakyat banyak terlihat di kanan dan kiri jalan.

Sawah yang terlihat bersistem tadah hujan dan tumpang sari. Tanaman yang biasa ditanam berupa padi, ketela, jagung, dan kacang, dengan periode tanam dan panen disesuaikan musim dan kondisi wilayah. Banyaknya sawah mengindikasikan sebagian besar penduduk desa berprofesi sebagai petani.

Desa Panggang dikenal sebagai jalur perang gerilya yang dipimpin Jendral Sudirman saat masa kemerdekaan. Sumber air desa ini berasal dari telaga-telaga yang ada pada daerah tersebut, salah satunya yaitu Telaga Luweng Lor. Telaga ini digunakan sebagai tempat mencuci, mandi, dan memancing.

Pantai Baron yang merupakan muara dari sungai yang mengalir dari karst timur, telah tersohor dan menjadi objek wisata andalan di wilayah ini. Selain sebagai media pencari nafkah bagi nelayan, banyak penjual makanan serta kerajinan handmade yang berbahan baku sejenis kerang-kerang yang berasal dari pantai Baron.

Pantai Baron merupakan pantai dengan adanya tebing di sekitar pantai dan air yang bersifat payau, sebagai akibat adanya percampuran dari air laut dan sungai.

KKL 1 ini merupakan mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa geografi, baik program studi Geografi dan Ilmu Lingkungan (GIL), Kartografi dan Penginderaan Jauh (KPJ) maupun Pembangunan Wilayah (PW).

KKL 1 mengambil tema besar Pengenalan Bentanglahan. Mahasiswa KKL 1 terbagi dalam 12 kelompok yaitu Kelompok A1, A2, B1 hingga F2. Tiap kelompok memiliki spesifikasi daerah kajian masing-masing yang tersebar pada daerah Yogyakarta dan sekitarnya. (Pengirim: Puspa Chattra Barapela)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.