Sukses

PLTU 3 Lontar Penuhi Tuntutan Warga

Sejumlah pejabat di PLTU ini berjanji memenuhi tuntutan warga Desa Lontar yang lahan tambaknya tercemar limbah cair PLTU. Janji itu disampaikan oleh manajemen PLTU 3 Lontar setelah puluhan warga berunjuk rasa di depan gerbang PLTU, Senin (17/9).

Citizen6, Tanggerang: Manajemen Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 3 Lontar akhirnya menyerah. Sejumlah pejabat di PLTU ini berjanji memenuhi tuntutan warga yang lahan tambaknya tercemar limbah cair PLTU. Janji itu disampaikan oleh manajemen PLTU 3 Lontar setelah puluhan warga berunjuk rasa di depan gerbang PLTU, Senin (17/9).

Pengunjuk rasa adalah warga Desa Lontar yang hampir seluruhnya berprofesi sebagai petani tambak. Unjuk rasa dilakukan sebagai puncak kekesalan para petani atas tercemarnya lahan tambak mereka oleh limbah cair dari PLTU. Akibat dari pencemaran tersebut ribuan ikan dan udang milik para petambak mati keracunan. Dengan berorasi sambil membentangkan spanduk dan kertas yang bertuliskan kecaman terhadap manajemen PLTU, para pengunjuk rasa juga meletakkan puluhan ikan yang mati di depan gerbang, akibat keracunan. "Cuma satu yang kami minta. Ikan dan udang kami besok tidak mati lagi seperti ini," kata Dada Suhada, salah seorang pengunjuk rasa melalui
pengeras suara.

Pihak manajemen PLTU akhirnya bersedia berunding dengan perwakilan pengunjuk rasa.  Perundingan dimediasi oleh Kepala Polsek, Mauk AKP E Suhendar. Setelah dilakukan perundingan, akhirnya Manager Sektor PLTU 3 Lontar, Herry Nugraha menyatakan setuju dengan permintaan para petani untuk menutup saluran pembuangan air dari dalam PLTU yang diduga menjadi penyebab tambak warga tercemar. Selanjutnya, pihak PLTU bersedia membuat saluran dan muara baru yang dianggap aman.

Mendengar ini, Ketua Kelompok Tani Tambak, Mina Lestari Aris Suhendar menyambut baik kesediaan manajemen PLTU untuk memenuhi keinginan para petani tambak. Pihaknya berharap manajemen PLTU benar-benar memenuhi janjinya.

Perlu diketahui, sejak sebulan terakhir ikan-ikan dan udang yang dipelihara warga Desa Lontar di tambak dekat PLTU mati satu persatu. Ikan dan udang di tambak-tambak itu tak mampu bertahan hidup karena tambak di desa ini telah tercemar limbah cair beracun. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Tangerang bahkan menyebutkan, ratusan hektare tambak ikan dan udang di sekitar PLTU 3 Lontar itu tercemar zat klorin. Zat itulah yang diduga menyebabkan ribuan ikan dan udang di
tambak-tambak tersebut mati keracunan.

Hal itu pernah disampaikan Kepala Bidang Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Tangerang, Dwi Retno belum lama ini. Menurutnya beberapa pekan lalu sudah ada tim dari Balai Besar Pengembangan Budidaya (BBPB) Air Payau Jepara yang datang ke lokasi tambak untuk meneliti kandungan air payau di sana.  "Menurut Tim Jepara (BBPB) yang melakukan penelitian terhadap air payau di Desa Lontar, air di tambak mengandung panas dan ada bau semacam zat klorin," ungkapnya.

Di dekat PLTU 3 Lontar itu, ada sekitar 228 hektare tambak milik 39 petambak yang saat ini kondisinya kritis. Berbagai komoditas tambak seperti udang alam, ikan bandeng, dan udang windu tak lagi mampu bertahan hidup akibat sudah tercemar limbah. (Baha Sugara).




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.