Sukses

"Anugerah," Sekolah Gratis Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Di sebuah rumah di kampung pinggiran Kota Solo,tepatnya Kampung Kepoh Tohudan, Colomadu, Karang Anyar tampak beberapa anak sedang belajar.

Citizen6, Solo: Di sebuah rumah di kampung pinggiran Kota Solo,tepatnya Kampung Kepoh Tohudan Colomadu Karang Anyar  tampak beberapa anak sedang belajar. Jumlah mereka tidak banyak, sekitar sepuluhan. Seorang perempuan yang menjadi gurunya dengan sabar mengajari mereka membaca.

Anak-anak tersebut tampak berbeda dengan anak-anak kebanyakan. Menurut penuturan gurunya, Eko Setiyoasih semua anak-anak yang belajar di rumahnya itu adalah anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Perempuan ini selain mengajar anak-anak berkebutuhan khusus ini di rumah pribadinya adalah  juga seorang guru (honorer) di sekolah luar biasa di Karang Anyar.   Setiap hari, setelah selesai mengajar di sekolah resmi itu ia langsung melanjutkan mengajar di rumahnya yang dijadikan sekolahan.

Sekolah itu ia dirikan pada 16 juni 2010. Namanya Sekolah Luar Biasa Anugerah. Murid-muridnya semua berkebutuhan khusus. Semua anak yang sekolah di rumahnya tidak membayar sama sekali alias gratis.

Padahal  dia harus membayar honor tiga guru, biaya untuk membeli alat tulis dan kegiatan kreativitas, foto kopi dan lainnya.

Dari mana ia membiayai sekolahan itu, perempuan itu hanya mengandalkan donatur, dari orang-orang yang dikenalnya saja. Sehingga setiap bulan dana untuk operasionalnya tidak tetap. Untuk honor guru yang membantunya ia memberinya dalam jumlah nominal yang tidak tetap, tergantung para donatur.



Eko Setiyoasih, founder Sekolah Luar Biasa Anugerah

Namun perempuan itu selalu optimis, ia akan terus bisa mengembangkan sekolah gratis yang didirikannya itu. Kalau kita jujur dan tulus, Insyaallah selalu ada jalan. Dan benar, buktinya sampai sekarang sekolah itu masih berjalan.

Para orang tua yang datang ke sekolah luar biasa anugerah kebanyakan adalah orang-orang yang putus asa. ketika mereka telah melakukan terapi dengan biaya mahal namun tidak ada hasilnya. Atau karena anaknya telah ditolak menjadi murid di sekolah lain. Perempuan itu menceritakan, salah satu muridnya ada yang pernah ditolak sembilan kali oleh sekolah formal.

Mereka datang dari wilayah Colomadu, Solo, Wonogiri dan sekitarnya. Kebanyakan berasal dari keluarga tidak mampu. Bahkan salah satu muridnya adalah seorang anak yang telah dibiarkan orang tuanya berkeliaran di jalan. Perempuan ini menemukan dia ketika sedang mengais-ngais makan di tempat sampah. Anak itu kemudian di ajak pulang dan tinggal bersamanya.

Sampai sekarang banyak orang tua yang berterimakasih kepada mba eko karena anaknya telah mengalami kemajuan. Padahal sebelumnya anaknya tidak mengalami perkembangan. Ketika ditanya memakai metode apa ketika mengajar, perempuan itu tegas menjawab, saya tidak menerapkan metode-metode yang pernah saya pelajari, saya hanya memakai metode keikhlasan hati.

rencananya ia akan membuat asrama untuk murid-muridnya, khususnya untuk anak perempuan. sehingga anak-anak berkebutuhan khusus itu tidak menjadi objek pelecehan seksual oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. namun semua itu ia serahkan pada Tuhan. karena saat ini saja, biaya untuk operasional sekolah itu masih minim (KW).

*Karmin Winarta adalah pewarta, bisa dihubungi melalui akun twitternya @fanabis

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.