Sukses

Rawajitu Utara Sukses Jadi Lumbung Pangan Mesuji

Kecamatan Rawajitu Utara, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung saat ini tercatat sebagai salah satu lumbung pangan di daerah otonomi baru (DOB) hasil pemekaran Kabupaten Tulangbawang.

Citizen6, Lampung: Kecamatan Rawajitu Utara, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung saat ini tercatat sebagai salah satu lumbung pangan di daerah otonomi baru (DOB). Mesuji merupakan hasil pemekaran Kabupaten Tulangbawang yang baru saja merayakan satu tahun definitifnya kabupaten itu.

Untuk diketahui, Desa Definitif adalah desa yang pembentukannya telah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mesuji. Mengingat hal ini, Bupati Mesuji Khamamik berjanji akan lebih serius untuk mengembangkan sektor pertanian di wilayah Kecamatan Rawajitu Utara, Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung.

"Wilayah Rawajitu Utara merupakan lumbung pangan Kabupaten Mesuji. Karena itu kita akan terus bina dan kembangkan sektor pertaniannya," ungkap Khamamik di hadapan para petani saat panen raya di Desa Telogo Rejo Kecamatan Rawajitu Utara, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, Selasa 16 April 2013.

Untuk mewujudkannya, Mesuji juga meminta dukungan kepada masyarakat petani di wilayah Rawajitu Utara.

"Masyarakat juga harus mendukung. Kita akan bangun saluran-saluran air untuk menjaga debit air di area persawahan. Karena itu, lahan pertanian yang ada saat ini jangan sampai beralih fungsi menjadi lahan perkebunan. Kalau ini terjadi maka program-program pemerintah untuk petani di sini akan sia-sia," ujar Khamamik.

Khamamik juga menganjurkan para petani untuk melakukan rotasi tanaman dengan menanam tanaman palawija, seperti kedelai dan jagung. Dengan demikian lahan pertanian akan semakin menghasilkan. Selain itu, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) juga harus pro-aktif melakukan pembinaan petani. Jangan sampai petani merasa tidak ada yang membimbing.

Di samping itu, Khamamik juga merasa puas dengan hasil panen padi varietas Muncul bantuan pemerintah di Desa Telogo Rejo, Kecamatan Rawajitu Utara. Sebab, padi varietas Muncul yang ditanam di sawah tadah hujan oleh petani mampu menghasilkan 8 sampai 10 ton gabah kering panen per hektarenya. Padahal di lahan tersebut umumnya hasil panen hanya mencapai 5 sampai 6 ton.

Dijelaskan juga oleh Khamamik, selain pengolahan dan perawatan yang baik, pilihan varietas padi yang tepat juga akan sangat memengaruhi kuantitas dan kualitas hasil panen.

"Pemilihan padi varietas Muncul ini sangat cocok untuk wilayah Rawajitu Utara. Padahal, dari hasil kajian Litbang Kementerian Pertanian, produksi panen padi varietas Muncul ini hanya berkisar 5 sampai 6 ton.Tapi di wilayah ini ternyata bisa 2 kali lipat, yaitu mencapai 8 sampai 10 ton. Seperti saat ini, walau hanya 500 hektare yang panen tapi hasilnya sama dengan 1.000 hektare," jelas Khamamik. (More Situmorang/Mar)

More Situmorang adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.