Sukses

Tokoh Hatta Sebagai New Comer

Ide konvensi yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), untuk menjaring Calon Presiden (Capres) dari Partai Demokrat ternyata mendapatkan respon positif dari partai-partai lainnya.

Citizen6, Jakarta: Ide konvensi yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menjaring Calon Presiden (Capres) dari Partai Demokrat ternyata mendapatkan respon positif dari partai-partai lainnya. Namun, beda halnya dengan Partai Amanat Nasional (PAN) yang tetap konsisiten pada pendiriannya untuk tidak mengikuti konvensi capres seperti yang dicetuskan ketua umum PD. Dalam pandangan Partai berlambang matahari terbit ini, semua kader yang ada telah cukup baik, dalam arti semua kriteria kader PAN sudah memenuhi syarat yang berlaku di partai tersebut.

Keyakinan inilah yang mendasari partai yang lahir di era reformasi untuk tidak ikut konvensi. Alasannya karena partai yang menjadikan Hatta Rajasa sebagai ketua umum, telah memiliki calon yang mumpuni. Dengan kata lain nama Hatta merupakan calon tunggal untuk masuk dan bersaing dalam bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang.

Menyikapi sikap partai yang hanya menginginkan calon tunggal yang maju dalam pesta demokrasi, Hatta justru menyikapinya dengan sudut pandang yang berbeda. Dirinya tetap konsisten untuk berkonsentrasi penuh terhadapa apa yang diamanatkan rakyat terhadap dirinya, yaitu dengan terus meningkatkan kinerja di dalam pemerintahan yang dipimpin SBY.

Menyikapi permasalahan terkait konvensi yang didengung-dengungkan partai pemenanang pemilu dua periode ini, penulis berasumsi,  tidak ikutnya PAN dalam konvensi terkait penyaringan Capres mendatang perlu diapresiasikan. Karena masalah tersebut merupakan sebuah permasalahan internal dan merupakan hak dari partai itu sendiri. Wajar jika segenap kader PAN mendorong Hatta untuk ikut masuk dalam bursa Pilpres 2014 mendatang. Tidak dipungkiri lagi ketika kita melihat sosok Hatta dimata rakyat cukup diminati. Daya tarik Hatta dalam kinerja untuk bangsa cukup mumpuni, dalam arti Hatta telah memberikan sumbangsih besar terhadap perekonomian bangsa.

Sangat jelas, Pria dengan julukan rambut perak hingga saat ini enggan berkomentar tetang pencapresan dirinya. Hatta lebih memilih fokus berbicara terkait tugas yang ia emban selaku Menkoperekonomian. Bagi dirinya, bekerja untuk kepentingan rakyat lebih mulia dibandingkan memikirkan gonjang-ganjing politik. Meski dirinya enggan berkomentar terkait akan berlangsungnya pesta demokrasi yang akan segera berlangsung dinegeri ini, saya tetap mengapresiasikan sikap Hatta dalam menjalankan amanah rakyat. Kepiawaian dirinya di panggung politik terbilang cukup gemilang dan tidak terbantahkan lagi. Terasa cukup aneh memang, padahal dirinya yang berasal dari kalangan bisnis, ternyata mampu memasuki dunia politik.

Realitas inilah yang menunjukkan terpilihnya Hatta sebagai Ketua Umum DPP PAN  periode 2010-2015.  Secara aklamasi menunjukan kelengkapan karier dirinya di kancah politik. Di samping itu, sikap kesederhanaan Hatta dalam menjalankan kepemimpinan perekonomian di negeri ini, sebenarnya yang menjadikan sosok dirinya menjadi harapan rakyat jika dibandingkan dengan kandidat lainnya.

Apakah Hatta layak menjadi presiden mendatang? Ya, Hatta paling layak menjadi presiden mendatang dan Capres yang bersih. Karena ia tak punya banyak masalah dan memiliki pengalaman di politik dan birokrasi. Ini mungkin bisa jadi salah satu faktor bagi pemilih yang melihat sosok Hatta yang bersih dengan rekam jejak minim kontroversi. Ditambah lagi dengan sejuta pengalaman yang telah diemban Hatta selama menjabat  di pemerintahan ini. Dengan pengalaman tersebut pada akhirnya memunculkan persepsi, nama Hatta Rajasa memang layak menjadi "New Comer" dan diberikan kesempatan dalam bertarung di bursa Pilpres 2014 mendatang.   

Tercatat, berbagai jabatan pernah ia duduki pada tiga periode masa pemerintahan yang berbeda-beda. Mulai dari era Presiden Gus Dur, Presiden Megawati dan dua periode pemerintahan Presiden SBY. Pada masa Megawati dirinya pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi. Di era SBY, ia pernah menjadi Menteri Perhubungan, dilanjutkan sebagai Menteri Sekertaris Negara. Kemudian pada periode kedua pemerintahan Presiden SBY, Hatta Rajasa juga dipercaya menduduki jabatan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menggantikan Sri Mulyani. Bukan sebatas jabatan eksekutif semata, karier politik HR pun berkilau bak rambut perak yang dijuluki untuk dirinya, ditambah dengan mandat sebagai Ketua Fraksi Partai reformasi DPR RI (1999-2000) dan Sekjen PAN (2000-2005).

Jika keputusan PAN untuk terus mendorong Hatta Rajasa masuk dalam bursa pemilihan presiden 2014 mendatang, bisa ada kemungkinan Hatta dapat meraih suara terbanyak. Sebut saja dari hasil perolehan Lembaga Indonesia Network Election Survey (INES) yang menyatakan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa merupakan tokoh paling berpeluang besar sebagai calon presiden dari sisi elektoral.

Berdsasarkan hasil Survey INES terhadap 6.000 responden pada periode 5 hingga 21 Oktober 2012, justru nama Prabowo dan Hatta muncul sebagai tokoh yang paling berpeluang besar dari sisi elektoral figur Capres Jawa dan non Jawa. Hatta Rajasa dari etnis non Jawa berpeluang dengan keterpilihan 28,6 persen, sedangkan Prabowo Subianto dari Capres etnis Jawa secara elektoral memperoleh 33,4 persen.

Resume hasil perolehan survey yang dilakukan lembaga INES tersebut mengindikasikan, sebenarnya kedua tokoh ini sangat berpengaruh besar untuk melanggengkan dirinya masuk dalam bursa Pilpres 2014 mendatang. Jika lebih ditelaah, nama Hatta justru saat ini mengungguli nama-nama figur-figur dari calon partai yang dijagokan, seperti Abu Rizal Bakrie dan Megawati Soekarnoputri. Hasil survey yang dilakukan INES ini merupakan potret realitas rakyat yang melihat sisi positif seorang figur berdasarkan dari kinerja, bukan hanya janji-janji belaka yang pada akhirnya membelenggu rakyat, dan rakyat merasa dibohongi atas janji-janji tersebut. (Tommy Maulana/Mar)
 
Tommy Maulana, penulis dan merupakan Pemerhati Sosial dari Lembaga Kelompok Diskusi Pemuda dan Masyarakat Jakarta adalah seorang pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.