Sukses

Perempuan dan Komitment MDGs

Wanita tidak hanya sebatas pemuas nafsu lelaki dan bukan sebatas pemberi keturunan saja, melainkan memiliki peran dan andil yang cukup besar dalam perjalanan suatu bangsa.

Citizen6, Jakarta Barat: Ada sebuah pribahasa yang mengatakan, "Dibalik Kesuksesan Seorang Pria, Pasti Ada Wanita Hebat di Belakangnya". Ungkapan ini pastinya begitu akrab ditelinga kita, bahkan sejak kita kecil selalu ditekankan untuk senantiasa menghargai dan menghormati seorang wanita. Meski ada pernyataan yang mengungkapkan seorang pria senantiasa dituntut untuk mengalah dan menjadi pelindungi kaum hawa, ternyata dibalik sosoknya yang lembut, perempuan menyimpan kekuatan besar.

Fakta inilah yang menggambarkan peran wanita yang sesungguhnya, yaitu wanita tidak hanya sebatas pemuas nafsu lelaki dan bukan sebatas pemberi keturunan saja, melainkan memiliki peran dan andil yang cukup besar dalam perjalanan suatu bangsa.

Sejarah di negeri ini telah mencatat, ketangguhan wanita Indonesia, tak terbantahkan lagi. Bahkan telah terbukti, banyak wanita Indonesia yang telah menorehkan tinta emas dalam mengukir sejarah perjalanan bangsa, seperti Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, R.A. Kartini, dan Nyi Ageng Serang yang sangat populer dengan kisah perjuangan besar mereka. Selain mereka, masih banyak nama-nama perempuan yang tercatat di era reformasi saat ini, dimana mereka telah mengukir prestasi di segala bidang, baik tingkat lokal, nasional maupun internasional.

Dalam era globalisasi saat ini, pembangunan suatu bangsa tak mengenal jenis kelamin. Jadi tidak mengherankan jika ada tuntutan agar warganya terus belajar dan meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya ini dilakukan agar seluruh lapisan masyarakat bisa turut berperan aktif dalam pembangunan, baik dalam aspek politik, sosial, budaya, dan ekonomi.

Terkait peran wanita dalam pembangunan, negara ini telah membuktikan. Tak sedikit pembangunan di negeri yang menjadikan Bhinkea Tunggal Ika sebagai simbol negara, mendapat dukungan dari para perempuan. Selain itu tidak mengherankan pula banyak dijumpai perempuan yang memegang peranan penting dalam proses pembangunan di negara ini. Dengan jumlah yang demikian banyak, pantas bila perempuan dijadikan salah satu komponen pembangun bangsa dan merupakan aset bangsa yang potensial dan kontributor yang signifikan dalam pembangunan nasional. Selain di bidang pembangunan, pasca bertiupnya angin reformasi di negeri ini, keterlibatan perempuan ada dalam setiap pengambilan keputusan. Tidak mengherankan jika Indonesia mengambil bagian dalam peningkatan peran perempuan di dunia.

Paradigma pembangunan global yang dideklarasikan pada KTT Milenium oleh 189 negara anggota PBB pada September 2000, telah mengeluarkan kesepakatan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan pembangunan dan pengentasan kemiskinan, yaitu Millenium Development Goals (MDGs). Ada 8 buah kesepakatan dalam MDGs tersebut. Salah satu apsek penting dalam program tersebut adalah mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Agar program yang dicetuskan bersama tersebut berhasil maksimal di negeri ini, pemerintah telah menekankan agar perempuan di negeri ini turut mengambil bagian dari setiap proses pembangunan dan perjalanan bangsa.

Kesunguhan ini terlihat dari langkah pemerintah yang menggolkan undang-undang (UU) pemilu yang mewajibkan kepada seluruh partai politik untuk menempatkan 30 persen keterwakilan perempuan dalam pemilu 2014 mendatang. Setidaknya keberadaan UU ini menjadi sandaran yang mengaribawahi bahwa perempuan di Indonesia, bukan sebatas pemanis dari suatu organisasi maupun partai saja, melainankan mendapatkan posisi terhormat dan sederajat dengan pria. Dengan adanya partisipasi perempuan baik dalam pengambil kebijakan di eksekutif, legislatif dan yudikatif, maka komitmen dalam MDGs, diharapkan mampu tercapai.

Selama ini MDGs memiliki tujuan membangun masyarakat, sebagai respon atas permasalahan perkembangan global, yang kesemuanya harus tercapai pada 2015. Bisa jadi apa yang dicita-citakan dalam MDGs berhasil di negeri ini. Karena secara geografis membuktikan, selain Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, negara ini juga memiliki posisi geografis yang unik sekaligus menjadikannya strategis. Hal ini dapat dilihat dari letak Indonesia yang berada di antara dua samudera dan dua benua sekaligus memiliki perairan yang menjadi salah satu urat nadi perdagangan internasional. Namun di sisi lain, keadaan ini menjadi tantangan tersendiri dalam menjawab keberadaan negeri ini di masa depan. Untuk itu perlu adanya kerja sama yang kuat antara pemerintah dan rakyatnya.

Di era demokrasi saat ini, keberadaan perempuan bukan seperti  jaman pra sejarah maupun kisah novel Siti Nurbaya yang harus dijajah pria. Sekarang ini, perempuan mempunyai posisi yang sama dengan laki-laki. Sehingga perempuan di Indonesia mempunyai peran dan kontribusi yang sama dengan pria dalam menyukseskan komitmen MDGs.

Terkait dengan moment Hari Kartini 2013, berharap para perempuan di Indonesia mampu meningkatkan perannya dalam proses pembangunan di negara ini. Setidaknya dengan adanya peningkatan peran yang di emban mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang besar, bangsa yang tak berpangku tangan dengan bangsa asing, tetapi menjadi bangsa yang mandiri. Di samping itu dengan adanya keterlibatan perempuan dalam pembangunan, mampu menurunkan angka kemiskinan, yang pada akhirnya mengurangi angka kematian anak dan ibu ketika proses melahirkan bisa diminimalisir. (Ferry Ferdiansyah/Mar)

Ferry Ferdiansyah adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini