Sukses

Menakar Kejujuran di Ujian Nasional 2013

Pemberitaan di media massa tentang berkas soal Ujian Nasional ((UN) yang harus dikawal polisi bersenjata, menimbulkan ironi tersendiri. Apa ini artinya dunia pendidikan kita sedemikian gawat sampai perlu mengerahkan polisi dengan senjata laras pajang?

Citizen6, Kendal: Pemberitaan di media massa tentang berkas soal Ujian Nasional ((UN) yang harus dikawal polisi bersenjata untuk menjaga keamanannya dari kebocoran dan tentang carut marutnya pendistribusian soal UN yang molor dan tak tepat waktu, menimbulkan ironi tersendiri.

Apakah ini artinya dunia pendidikan kita sedemikian gawat sampai perlu mengerahkan polisi dengan senjata laras panjang untuk menjaga soal ujian nasional, dan soal UN sampai telat dibagikan? Dimana letak "trust" atau kepercayaan terhadap dunia pendidikan?

Tentu jika kita mendengar sebuah benda dijaga sedemikian ketat dan waspada tinggi, pastinya benda tersebut sangat bernilai. Bisa jadi barang itu akan dirampas atau dirampok di tengah jalan kemudian dijual. Namun sedemikian parahkah level kejujuran penduduk negara ini sehingga mau membeli bocoran soal UN? Bagaimana jika sudah dijaga ketat dan sampai di tempat penyimpanan? Masihkah para polisi bersenjata itu bisa menjamin bahwa soal UN bisa aman tanpa di "Dodosi" alias di copet oleh oknum yang tak bertanggung jawab? Semua kemungkinan bisa terjadi di negara ini.

Pendidkan karakter nampaknya perlu ditekankan dalam mengantisipasi adanya ulah oknum yang mengambil keuntungan dari jual beli soal UN ini. Sumber persoalannya adalah terkadang pemikiran sebagian orang lebih mengutamakan hasil akhir dalam kelulusan daripada pross belajarnya. Sehingga belajar hanya diukur dari hasil UN.

Masalah nantinya dia paham atau tidak materi pelajaran dari awal semester tidak dihitung, akibatnya timbul konklusi yang penting lulus UN. Sedangkan kualitas diri pribadi dalam mencerna dan mengendapkan ilmu pengetahuan yang selama ini dipelajari untuk kemudian diterapkan di tahap pendidikan berikutnya atau di masyarakat menjadi terabaikan.

Solusi yang mungkin diambil dari masalah ini adalah adanya sebuah penciptaan sistem pendidikan baru yang bisa membuat para pelajar sadar akan pentingnya mendalami proses belajar untuk meningkatkan kualitas pribadi oleh para ahli pendidikan di negara ini.

Karena bagi sebagian siswa, sistem yang selama ini ada mungkin terlalu "Menakutkan", sehingga mereka tidak nyaman dengan berbagai pemberitaan yang menyebutkan, jika mendapat nilai rendah dalam sebuah mata pelajaran maka akan tidak lulus. Disini kita seperti menakar kejujuran para siswa atau pihak tertentu yang ingin lolos dari lubang jarum dengan mungkin membeli bocoran soal UN.

Jika pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional tak segera merespon fenomena yang terjadi sekarang, maka jangan heran jika tahun depan dan tahun selanjutnya berita tentang dunia pendidikan kita akan selalu diisi dengan tampilnya kolom berita tentang soal UN yang dijaga Polisi dan mungkin berita tentang pelajar yang berduyun-duyun datang ke Paranormal untuk lancar dan lulus UN. (Aryo Widiyanto/Mar)

Aryo Widiyanto adalah orangtua siswa, traveller, backpacker, dan petualang yg tinggal di Akun Facebook: Aryo
Widiyanto, pemilik akun twitter: @aryo_widi, dan blogspot: aryowidiyanto.blogspot.com. Ia juga seorang pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini