Sukses

Malam Budaya Satukan Masyarakat NTT

Universitas Katolik Widya Mandiri Kupang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan program Studi Bahasa Inggris, menggelar malam budaya di halaman kantor kelurahan Atambua Barat Kabupaten Belu.

Citizen6, Atambua: Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi kepulauan dengan berbagai etnis, budaya, agama serta dialek bahasa yang berbeda-beda. Keunikan dan keragaman budaya daerah NTT secara nasional dan internasional telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak sebagai satu kekayaan dan warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Dari kedua hal inilah bisa terbangun semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang tinggi.

Salah satunya dengan mewujudkan suatu event yang memilki makna dan mampu mempersatukan segala perbedaan yang ada, dan mampu menghapus segala perbedaan baik dari suku, agama, dan ras.        

Hal inilah yang ingin dibangun oleh para mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandiri Kupang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan program Studi Bahasa Inggris. Bertempat di halaman kantor kelurahan Atambua Barat Kabupaten Belu, para mahasiswa Unika Widya Mandira Kupang melaksanakan kegiatan Malam Budaya, pada Selasa 21 Mei 2013. Kegiatan pentas seni dan malam budaya malam itu mendapat antusias yang begitu tinggi dari masyarakat setempat dengan dihadiri oleh masyarakat serta para pejabat setempat.

Selain dimeriahkan oleh 2 mahasiswa Unika yang memiliki bakat presenter sekaligus MC yakni Charles dan Maya, acara malam budaya dan pertas seni itu juga menyuguhkan berbagai tarian daerah dari etnis Nusa Tenggara Timur, mulai dari pulau Flores, Alor, Sumba serta Timor. Penampilan perdana malam budaya dan pentas seni diawali dengan suguhan tarian dari daerah Manggarai dengan tarian Ndu Ndu Ndake. Penampilan kedua adalah tarian yang dipersembahkan oleh para siswa SD Wirasakti Atambua dengan membawakan tarian Tebe, yakni sebuah tarian penyambutan tamu dari daerah Kabupaten Belu. Tarian ini diperagakan oleh para siswa SD dengan
pakaian adat serta iringan Bibiliku atau bedug kecil yang dimainkan oleh para siswa.

"Tarian Tebe yang dimainkan oleh para wanita ini merupakan tarian penyambutan. Sedangkan kata Belu sendiri berarti sahabat atau teman. Jadi makna dari tarian Tebe adalah ungkapan persaudaraan yang tinggi Belu sebagai sahabat." jelas sang MC, Leonardus Un.

Penampilan berikutnya, para penonton diajak ke ujung pulau Flores, yakni sebuah kabupaten yang terkenal dengan sebutan kota religius dengan semana santanya, yaitu Flores Timur Larantuka. Para mahasiswa asal Flores Timur membawakan sebuah atraksi dan tarian bambu. Dengan iringan musik para mahasiswa membawakan atraksi bambu dengan menari di atas hentakan bambu. Dari Flores Timur, lalu kita diajak menuju sebuah pulau di propinsi NTT yang terkenal dengan sebutan pulau Kenari, yakni Alor Manise dengan tarian khasnya, Dolo-dolo.

Selain tari-tarian tradisional, para penonton juga disuguhkan dengan penampilan seorang mahasiswi dan memiliki suara indah, yakni Wiwin Neonbasu. Pada kesempatan tersebut, ia menyanyikan sebuah lagu berbahasa Inggris yang berjudul, To Make You Feel My Love yang dipopulerkan oleh Kris Allen.

Selanjutnya para peserta diajak ke wilayah Pulau Timor yang terkenal dengan kayu cendananya, yakni Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dengan tarian perangnya.Tarian ini menggambarkan kemenangan para prajurit setelah berperang. Kemudian peserta diajak menuju Kabupaten Sikka, Maumere, yang terkenal dengan tarian khasnya. Di sini, para penonton disuguhkan aksi penampilan Bukan Band yang membawakan lagu I Don't Love you. Band ini mampu membius kaum muda Kota Atambua dengan gaya khas penampilan para rapper. Setelah itu dilanjutkan dengan atrasi modern dance yang telah dimodifikasi dan dibawakan 8 mahasiswi.

Berikutnya adalah penampilan dari mahasiswa etnis Manggarai dengan tarian Caci atau tarian perang yang menggambarkan keperkasaan para lelaki, tarian Jai dari Kabupaten Ngada lalu ditutup dengan tarian Tebe dari Kabupaten Belu.

Sederetan acara malam pentas seni tersebut merupakan serangkaian kegiatan Kemah Kerja Bakti Mahasiswa Unika Widya Mandira Kupang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Prodi Bahasa Inggris, yang sudah diselenggrakan di Kabupaten Belu sejak 17 Mei hingga 22 Mei 2013. Sebelumnya, kegiatan selain malam budaya telah juga diselenggarakan, seperti seminar, lomba debat bahasa Inggris antar SMA se-Kota Atambua, pertandingan persahabatan serta kegiatan pembersihan di lokasi-lokasi umum, seperti pekuburan katolik serta kompleks sekitar susteran ALMA dan SDK II Atambua.  
         
Salah satu mahasiswa yang tampil membawakan acara tersebut, Margareta Wiwin Neonbasu mengungkapkan,"Saya betul merasakan kebersamaan dan persaudaraan bersama warga sekitar. Masyarakat Atambua dan juiga para peserta terlihat sangat antusias. Ke depannya kita mengharapkan agar terus terjalin kebersamaan ini," ungkap mahasiswi semester 4 Unika Widya Mandira kupang ini.

Mahasisiwi lulusan SMAK Giovanni Kupang ini juga menambahkan, agar tetap menjaga persaudaraan dan kebersamaam yang ada, kiranya kegiatan serupa ke depannya bisa digalakan lagi di Atambua, wilayah perbatasan Indonesia Timor Leste, tuturnya. (Fransiskus Pongky Seran/Mar)

Fransiskus Pongky Seran adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini