Sukses

Duh! Maut Mengintai SMP PGRI 397 Tangerang

Para guru dan siswa merasa khawatir dan takut karena sewaktu-waktu bisa tertimpa atap gedung sekolah.

Citizen6, Tangerang: Maut sedang mengintai para guru dan siswa SMP PGRI 397 di Desa Rancaiyah, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tanggerang Selatan, Provinsi Banten. Sebab, sekolah yang terletak di samping kantor desa dan di sisi jalan raya menuju ibukota Kabupaten Tigaraksa tersebut nyaris ambruk.

Hingga kini sekolah yang menyatu di lahan SDN Rancaiyuh 3, kondisinya sangat memprihatinkan dan luput dari perhatian pemerintah setempat. Para guru dan siswa merasa khawatir dan takut karena sewaktu-waktu bisa tertimpa atap gedung sekolah.

Pihak sekolah sendiri tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak memiliki dana untuk merehabnya. Jumlah murid mereka yang sedikit dan mayoritas orangtua murid adalah dari kalangan tidak mampu menjadi salah satu sebabnya.

Ade, salah seorang guru di SMP swasta tersebut mengungkapkan, pihak pengelola melalui kepala sekolah, Sugiyadi, telah melakukan upaya agar sekolah dapat direhabilitasi. Bahkan katanya, pihak sekolah telah berulangkali menyampaikan kondisi yang menghawatirkan ini pada Dinas Pendidikan (Disdik). Namun hingga saat ini belum mendapat tanggapan positif untuk segera diperbaiki.

"Dengan keadaan sekolah seperti ini siswa dan guru menjadi takut dan tak nyaman melakukan kegiatan belajar-mengajar. Kami khawatir sewaktu-waktu bisa saja tertimpa atap bangunan. Kalau ini sampai terjadi, akan menjadi prasangka buruk dalam dunia pendidikan. Untuk itu, tolong ya pak, bantu kami menyampaikan masalah ini ke Dinas Pendidikan," ucapnya Kamis 30 Mei kemarin.

Untuk informasi, di akhir 2012, Kabupaten Tangerang sendiri giat melaksanakan perbaikan sekolah. Kegiatannya dilakukan melalui anggaran percepatan rehabilitasi sekolah dan dari dana alokasi khusus (DAK) untuk sekolah-sekolah yang riskan ambruk. Banyak sekolah negeri dan swasta yang telah mendapat perhatian dari program ini, namun  tak sampai 'menyentuh' SMP PGRI 397 yang sangat membutuhkannya.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tangerang, Zainuddin, yang ingin dikonfirmasi mengenai hal ini di ruang kerjanya di Dinas Pendidikan Tigaraksa, kemarin sedang tidak berada di tempat.  

"Beliau sedang road show ke sekolah Tarakanita sehubungan baru dilantik menjadi Kadis oleh Bupati," ungkap seorang sumber di Disdik.

Menyikapi hal ini, aktivis LSM Bersama Peduli Pendidikan Bangsa, Tolopan, menilai terjadinya kelalaian pemerintah membiarkan sekolah yang nyaris ambruk, karena Disdik tidak optimal melakukan check dan recheck di lapangan dalam program rehabilitasi sekolah. Baginya hal ini menandakan kinerja Dinas Pendidikan yang tidak maksimal dan terkesan 'pilih-pilih tebu' dalam mengucurkan bantuan anggaran pendidikan.

"Banyak terjadi, sekolah yang belum waktunya direhab malah diperbaiki, sedangkan bangunan yang nyata-nyata berbahaya karena mau ambruk justru diabaikan. Kealfaan ini menunjukkan rapor merah pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang yang bekerja kurang terkoordinasi," ungkap Tolopan.

Tolopan bahkan berjanji, secara lembaga akan menyampaikan masalah bangunan  nyaris ambruk itu agar menjadi masukan dinas tersebut. (Edy Syahputra/Mar)


Edy Syahputra adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini