Sukses

Reog Ponorogo di Festival Cisadane Disukai Warga `Kota Benteng`

Pada penutupan Festival Cisadane, Reog Ponorogo menjadi tontonan favorit warga Tangerang Banten dan sekitarnya.

Citizen6, Tangerang: Reog Ponorogo bukan hanya menjadi ikon dan kebanggaan wisata budaya di Malaysia, tapi juga menjadi tontonan favorit warga Tangerang Banten dan sekitarnya.

Hal ini terlihat pada penutupan Festival Cisadane, Minggu 16 Juni 2013 siang,  kesenian asal Jawa Timur itu menjadi tontonan yang paling semarak dan mengesankan pada acara hiburan tahunan Kota Tangerang.
   
Sedikitnya 10 ribu warga "Kota Benteng" dan sekitarnya berdesakan memadati sisi kali Cisadane untuk menyaksikan pertunjukan tradisional Indonesia yang pernah diklaim negara lain sebagai budaya aslinya itu.

Meski Reog Ponorogo yang ditampilkan  tidak mempertontonkan adegan menegangkan memakan beling, namun adegan lucu  penuh canda para pemain menjadi hiburan tersendiri. Pada pembukaannya saja dipakai lagu Tombo Ati dan para pemainnya pun bebas membuka "topeng singa" yang dipakainya untuk bebas berbicara dengan sesama pemain.  

Saat penonton beramai ramai melemparkan uang kertas lima puluh ribu, dua puluh ribu, sepuluh ribu dan lima ribuan, tiba-tiba ada seorang penonton yang melemparkan uang logam lima ratusan. Ini menjadi guyon pemain yang memunguti saweran penonton.

"Uang lima ratus begini nggak laku ya!" canda pemain sambil melemparkan uang ke penonton. Tapi uang itu dipungutnya lagi ketika penonton melemparkannya lagi.

Saat acara berlangsung, pembawa acara Grup Reog Ponorogo Singo Nusantoro juga menjelaskan asal daerah dari masing-masing pemain. Mereka  terdiri dari suku Jawa, Sunda, dan Batak yang berdomisili di sini dan berada di bawah Dewan Kesenian Tangerang.

"Tari Waro, Zapin, dan Bujang Kanon merupakan sajian salah satu dari 18 grup Reog Ponorogo sini di bawah pimpinan Puryono dan sesepuh H Sujarwo yang tergabung dalam Kesenian Kota Tangerang," katanya berpromosi.

Nurul Huda, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga, Budaya, dan Pariwisata (Disorabudpar) Kota Tangerang mengakui pihaknya memfasilitasi eksistensi kelompok kesenian daerah pada Festival Cisadane.

"Tontonan rakyat seperti barongsai, Lenong Betawi, live music, dan teater daerah kami fasilitasi dalam event seperti ini. Pertunjukan menarik lainnya lomba perahu naga, pentas tari dan teater," jelas Huda.

Sebagai bentuk apresiasi, tambahnya, kesenian Tangerang sendiri diikutsertakan pada event daerah hingga ke Aceh, Menado dan Surabaya. Contohnya, tarian Lenggang Cisadane yang pernah menjadi juara I tingkat Provinsi Banten.

Acara Festival Cisadane yang berlangsung mulai 12-16 Juni kemarin berisi dengan kegiatan pameran pemerintah, BUMD, lembaga perbankan, perusahaan swasta, UMKM,  pendidikan, koperasi, dan pasar rakyat. Namun sayang, pada malam harinya acara tersebut sangat kurang penerangan untuk setiap standnya! (Edy Syahputra  Tanjung/Mar)

Edy Syhaputra Tanjung adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini