Sukses

Pesan Ramadan Ustad Gun Gun untuk TKI

Sejak 14 abad silam, puasa memang wajib bagi umat Islam. Termasuk kewajiban menjalankan ibadah puasa bagi 6,5 juta tenaga kerja Indonesia.

Citizen6, Banjar: Sejak 14 abad silam, puasa memang wajib bagi umat Islam. Termasuk kewajiban menjalankan ibadah puasa bagi 6,5 juta tenaga kerja Indonesia yang kini sedang mencari nafkah di 142 negara.

Sekitar 13 hari lagi para TKI di mancanegara akan menjalankan ibadah yang cukup berat. Dikatakan berat karena keberadaan mereka yang jauh dari keluarga, komunitas umat Islam, dan majikan non-Islami. Karena itu, guna memberi dorongan berpuasa bagi para TKI, redaksi bnp2tki.go.id menemui Ustadz Gun-Gun Gunawan, seorang dosen pengajar di kampus  Sekolah Tinggi  Agama  Islam Miftahul Huda Al Azhar  (STAIMA), yang terletak di Jalan Pesantren No 2 Kujangsari, Langensari, Banjar, Jawa Barat, pada Rabu 26 Juni 2013.

Mengutip hadist Qudsi, Ustadz Gun Gun mengatakan asshaumili wa anna ajzibihi yang artinya puasa adalah milikku dan aku (baca: Allah) yang akan membalas puasa orang yang berpuasa. Allah SWT menguatkan anjuran berpuasa ini di dalam Al Quran Allah dengan mengatakan, apakah kalian lebih takut dengan kegagahan penguasa (majikan) sementara kekuasaan itu adalah milik Allah.

"Nilai ganjaran puasa itu tidak terbatas karena letak puasa ini pada keikhlasan. Allah Swt yang akan membalas pahalanya yang tak berbilang," kata Ustadz Gun Gun yang sudah 2 kali berdialog dengan para TKI di Hongkong ketika diajak Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat.

Ustadz Gun Gun juga menuturkan, dengan puasa akan bisa mengendalikan nafsu dan mempertajam sensistivitas sosial. Agama Islam mengajarkan kepedulian sosial yang tinggi dan moment puasa ini bisa menjadi ibrah atau pembelajaran berharga selama bekerja di luar negeri. Diakuinya tantangan fisik puasa ini berbeda dengan di tanah air.

Dengan berpuasa di luar negeri kita berjuang atau jihad untuk melawan kenikmatan dunia dengan makan, minum dan bersenang-senang. Kelemahan fisik akibat puasa, katanya bukan semata karena asupan makanan tetapi juga faktor psikologis. Karena itu, hambatan psikologis ini harus diatasi dengan mempertebal keimanan. Caranya yaitu dengan memperbanyak ibadah yang riyadatul nafsi (melatih diri) dengan ibadah zikir, sholat, dan baca Al Quran.

"Kalau keimanan sudah kuat, jangankan puasa, Sahabat Bilal dadanya yang dihimpit batu di dadanya tetap kuat dengan ijin Allah untuk mempertahankan keimanannya," tuturnya.

Untuk itu Ustadz Gun Gun mengharapkan agar pemerintah bisa mengimbau para pengguna TKI di luar negeri, baik yang bekerja sebagai Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) maupun sektor formal agar memberi keluasaan bagi para pekerjanya untuk menjalankan ibadah puasa sesuai anjuran agama Islam.

Pesan Ramadan juga pernah diberikan Ustadz Gun Gun ketika menyambangi Hongkong tahun 2010 lalu. Dia pernah menjawab pertanyaan TKI yang berpuasa tetapi masih memiliki orientasi seksual menyukai sesama wanita alias lesbian.

"Berpuasa itu hak Allah yang harus dijalankan oleh manusia sementara lesbian itu merupakan dosa pribadi," katanya.

Karena itu, Ustadz Gun Gun mendoakan agar dengan berpuasa segala dosa dan kemaksiatan diampuni oleh Allah SWT.

"Puasa merupakan moment terbaik mengendalikan hawa nafsu. Kita mendoakan agar semua kemaksiatan yang dijalani sebelum berpuasa perlahan akan bisa dikurangi hingga akhirnya dihapuskan, harap Ustadz Gun Gun. (Toha Al Mansur/Mar)


Toha Al Mansur adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.