Sukses

Siapkah Pemkot Bekasi Hadapi Banjir?

Forum Pemuda Perumahan Kota Bekasi mendesak seluruh aparatur pemerintah Kota Bekasi bersiap mengantisipasi ancaman banjir.

Citizen6, Bekasi: Forum Pemuda Perumahan Kota Bekasi mendesak seluruh aparatur pemerintah Kota Bekasi yang bersinggungan langsung dengan persoalan banjir untuk bersiap-siap mengantisipasi ancaman banjir seiring masuknya musim penghujan.

"Semua elemen mesti siap, terutama yang langsung bersinggungan dengan masyarakat seperti kelurahan dan kecamatan. Jangan cuma tidur," ujar Ketua Forum Pemuda Perumahan Kota Bekasi, Budi Wibisono dalam rilisnya kepada wartawan.

Menurutnya, berdasarkan pantauan serta fakta yang ada, saat ini Pemkot Bekasi belum siap menghadapi datangnya banjir yang setiap saat mengancam. Hal itu terlihat pada Senin, 28 Oktober 2013 lalu. Dimana tidak ada satu pun aparat pemerintah berada di lapangan, saat banjir menyerang beberapa perumahan di Kota Bekasi, seperti perumahan Rawalumbu dan Narogong.

"Mereka cuma bilang siap. Tapi faktanya tidak begitu. Kemana mereka saat warga perumahan Narogong dan Rawalumbu direndam banjir. Jangan Cuma berwacana saja, kami butuh bukti nyata kesiapan pemerintah," kata Budi.

Dikhawatirkan Budi, ketidaksigapan pemerintah mengakibatkan kerugian masyarakat yang lebih besar. Ia berharap, hal itu jangan sampai terjadi. Lanjut Budi, aparatur jangan menganggap banjir yang ada merupakan suatu kewajaran. Namun harus disikapi secara serius.

"Jangan mentang-mentang sudah langganan, lantas pemerintah tidak perlu turun tangan," katanya.

Budi juga mengungkit banjir pada 2012 silam. Menurutnya, pemerintah saat itu terlihat tidak sigap sama sekali dengan datangnya banjir. Terbukti dengan lambatnya pihak pemerintah melakukan evakuasi korban banjir, hingga lambatnya penginformasian akan datangnya banjir kepada masyarakat.

"Banyak warga tidak tahu kalau akan datang banjir. Ini tanda kalau masyarakat tidak mendapat informasi dari pemerintah. Kami juga mengkritik lambatnya proses evakuasi korban banjir," beber Budi. Akibatnya, korban pun muncul. Meski tidak banyak jumlahnya.

"Samroni, warga Pondokgede tewas terseret arus. Ini bukti kalau penanganan banjir tidak maksimal," ketusnya.

Dia juga mengungkit lambatnya pendistribusian bahan makanan dan obat-obatan pada saat banjir 2012 silam.

"Banyak pengungsi kelaparan, ini sangat menyedihkan," kritiknya.

Budi juga menyayangkan, kinerja Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbnimarta) Kota Bekasi, yang hingga detik ini bekerja lambat. Masih banyak kata dia, infrastuktur banjir macam drainase dan tanggul belum selesai diperbaiki.

"Ya kita masyarakat cuma bisa berdoa sembari waspada pada akhirnya," kata Budi.

Bukan hanya persoalan pengerjaan infrastuktur, dia pun mengkritik minimnya alokasi anggaran penanggulangan banjir yang hanya dikucurkan sebesar Rp 3,7 miliar pada tahun 2013 ini.

"Uang Rp 3,7 miliar itu cukup buat apa. Banjrnya saja ada 49 titik," tandasnya.

Atas fakta yang ada, Budi mengingatkan agar apartur pemerintah tidak tidur dan berleha-leha menghadapi musim penghujan kali ini.

"Tolong jangan tidur. Kasihan masyarakat," pungkasnya. (Humas Pemuda Perumahan Kota Bekasi/mar)

Mulai 16 Oktober-1 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "6 Alasan Aku Cinta Indonesia". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini