Sukses

Penjas, Solusi Hadapi Erosi Peradaban

Kemajuan peradaban sebuah bangsa berawal dari pembangunan moral dan budaya yang dimiliki oleh segenap SDM bangsa tersebut.

Citizen, Semarang-Kemajuan peradaban sebuah bangsa berawal dari pembangunan moral dan budaya yang dimiliki oleh segenap sumber daya manusia (SDM) bangsa tersebut. Jika pembangunan moral dan budaya gagal, maka yang akan terjadi adalah erosi budaya dan moral yang berujung tehadap erosi peradaban. Salah satu yang memiliki peran untuk memperbaiki karakter bangsa agar tidak terjadi erosi peradaban, budaya dan moral tersebut adalah dengan wilayah pembangunan manusia sektor pendidikan jasmani.

Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia, Djoko Pekik Irianto, saat memberikan pengarahan dalam seminar Internasional Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, Sabtu (16/11/2013) di Hotel Patrajasa, Semarang, Jawa Tengah.

Dikatakan Djoko Pekik, Pendidikan Jasmani (Penjas) memiliki peran yang strategis dalam pembentukan karakter dengan tujuan untuk memperbaiki moral bangsa dan menghindarkan dari erosi budaya, moral, dan peradaban di Indonesia.

 “Penjas mampu membentuk karakter karena memiliki 23 dasar nilai universal dalam olahraga, aktivitas penjas memiliki orientasi pada pengembangan fisik, yang merupakan proses penyiapan tubuh yang baik bagi besemayamnya jiwa dan pikiran yang baik,” papar Djoko dalam seminar yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Semarang ini.

Namun demikian, diakui Djoko, saat ini nilai – nilai Penjas belum optimal dalam proses pembentukan karakter karena beberapa hal, diantaranya adalah program yang digarap masih berorientasi dan berfokus hanya pada pengembangan ketrampilan fisik dan teknik dasar. “Ekspektasi di lapangan pun masih tertuju pada skill development,” tandas pria yang juga Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini.

Dikarenakan masih fokus pada pengembangan tersebut, alasan belum optimalnya penjas sebagai pembentuk karakter adalah pemilihan program yang berorientasi pada pengembangan moral, sosial, dan psikologis yang terabaikan.

Oleh karena itu diperlukan beberapa terobosan untuk mengoptimalkan Penjas sabagai sarana pembentuk karakter sebuah bangsa. “Diperlukan kurikulum yang bermuara pada pengembangan anak secara menyeluruh serta kreatifitas pengajar untuk menyiasati keterbatasan sarana pendukung,” pungkasnya.

Dalam seminar Internasional yang diikuti tak kurang dari 150 peserta dari guru, mahasiswa, dan praktisi olahraga ini juga turut mengundang pakar olahraga dari lima Negara, yakni Surachai Jewcharoensakul (Katsetsart University Thailand), Wu Min (Central China Normal University), Rodney Yeo (Singapore Sport School), Rebecca Alcuizar (Mindanao State University Iligan Institute of Technology Philipines) dan Agus Mahendra (Universitas Pendidikan Indonesia Bandung). (Dwi Purnawan/kw)

Dwi Purnawan adalah pewarta warga yang bisa dihubungi via akun twitternya @dwi_itudua dan blognya dwipurnawan.com

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.