Sukses

Jumhur Buka Job Fair Mantan TKI Purna Jepang

Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat membuka Job Fair Mantan TKI Nurse dan Careworker Jepang.

Citizen6, Jakarta: Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat pada Rabu (27/11/2013) membuka Job Fair Mantan TKI Nurse dan Careworker Jepang yang diadakan di Balai Makarti Muktitama Kemnakertrans, Jakarta. Program ini diadakan atas kerjasama Kedutaan Besar Jepang di Jakarta dengan BNP2TKI.

Job Fair TKI Purna Jepang yang diadakan untuk kedua kalinya ini mencatat ada 20 perusahaan, 1 panti jompo, dan 14  rumah sakit  yang tertarik untuk mempekerjakan kembali TKI Purna Nurse Careworker Jepang.

Hadir pada Job Fair ini, Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Nabuo Kimaki, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemenkes, dr Untung Suseno Sutarjo, Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah, Haposan Saragih, Direktur Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN I BNP2TKI, Naekma, dan pejabat Kemenakertrans.

Jumhur mengungkapkan, Job Fair ini diadakan untuk membantu penempatan kembali TKI Nurse dan Careworker yang sudah habis kontrak dari bekerja di Jepang. Seperti diketahui, sejak  2008-2013 Indonesia telah menempatan TKI perawat sebanyak 1.048 orang, terdiri dari 440 TKI nurse dan 608 TKI careworker.

BNP2TKI mencatat, sejak 2008-2013 sudah ada 410 mantan TKI nurse dan careworker yang telah kembali ke Indonsia terdiri dari  237 nurse dan 173 careworker.

Jumhur menjelaskan, TKI Kesehatan dari Jepang ini telah memiliki sifat-sifat manusia unggul Jepang bercirikan kerja keras, disiplin, etos kerja yang tinggi, dan bertanggungjawab. Dengan kualitas yang dimiliki ini mereka akan menjadi aset bagi perusahaan dimanapun mereka ditempatkan.

"Mereka pulang dan dengan mudah diserap di tanah air karena kualitas yang tinggi. Karena kualitasnya itu maka gaji yang diperoleh bekerja di tanah air juga tinggi," ujarnya.

Diakui oleh Jumhur, dirinya kurang terlalu happy jika kaum profesional ini bekerja ke luar negeri. Mereka lebih dibutuhkan untuk mengabdi di tanah air. Masalahnya, mereka berangkat ke luar negeri karena belum terserap di dalam negeri.

"Saya senang kini TKI Purna Kesehatan Jepang bekerja di tanah air dan itu bagus sekali," paparnya.

Jumhur mengharapkan, sebaiknya, yang berangkat ke luar negeri adalah mereka yang semi skill dan bukannya kaum profesional dan berpendidikan tinggi.

Terkait tingkat kelulusan ujian Nasional Keperawatan di Jepang, Jumhur mengatakan TKI kita lebih banyak yang lulus daripada perawat Filipina. Selain Jepang, Indonesia juga menempatkan perawat ke Taiwan, Australia, dan negara lainnya.

Program penempatan perawat ke Jepang ini berlangsung melalui program G to G berdasarkan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara BNP2TKI atas nama pemerintah Indonesia dengan JICWELS (Japan International Corporation for Welfare Services). Yakni lembaga bentukan pemerintah Jepang yang membawahi program G to G penempatan TKI perawat - di Jakarta pada Mei 2008. Program ini menindaklanjuti kesepakatan Indonesia-Jepang Economic Partnership (IJEPA) yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe di Tokyo, Jepang, pada 20 Agustus 2007.

"Seluruh biaya penempatan ditanggung pihak Jepang. Per TKI, pemerintah Jepang mengeluarkan biaya sekitar Rp 300 juta untuk biaya pelatihan 1 tahun, ditambah dengan tunjangan per bulan Rp 3 juta," katanya.

Data BNP2TKI mencatat, pada 2008 sebanyak 208 orang (104 TKI nurse dan 104 TKI careworker), 2009 sebanyak 362 orang (173 TKI nurse dan 189 TKI careworker), 2010 sebanyak 116 orang (39 TKI nurse dan 77 TKI careworker), 2011 sebanyak 105 orang (47 TKI nurse dan 58 TKI careworker), 2012 sebanyak 101 orang (29 TKI nurse dan 72 TKI careworker), dan 2013 sebanyak 156 orang (48 TKI nurse dan 108 TKI careworker). (Zul Fikri/mar)

Zul Fikri adalah pewarta warga.

Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.