Sukses

Kebijakan KRL Tidak Singgah Gambir, Perlu Dikaji

Kebijakan bagi KRL untuk tidak singgah di stasiun Gambir dikeluhkan masyarakat. Baca kiriman artikel yang ditulis Andy Julianto ini.

Citizen6, Jakarta: Begitu banyak KRL (Kereta Rel Listrik) yang berlalu-lalang melewati Stasiun Gambir, dan tentunya sambil membawa begitu banyak penumpang. Namun suasana yang terjadi di peron Stasiun Gambir sendiri cukuplah sepi, selain petugas keamanan serta beberapa penumpang yang ingin berpergian jauh. Memang tak seramai ketika ada liburan panjang, namun pada hari-hari tersebut juga tidak seramai sebelum ada kebijakan bagi KRL untuk tidak singgah di Stasiun Gambir.

Sudah sekitar setahun sejak ada kebijakan tersebut. Tidak salah jika Stasiun Gambir kini cukup lenggang karena tidak padat penumpang kereta, namun jika diperhatikan dari beberapa sudut pandang lain, agaknya sedikit merugikan beberapa pihak.

1. Intermoda Transportasi Terpadu?

Dengan adanya Halte DAMRI, sudah menjadi salah satu bukti kuat bahwa sebelumnya Stasiun Gambir memang dirancang sebagai stasiun Intermoda Transportasi Terpadu. Misal; Penumpang yang tinggal di sekitar Jabodetabek yang ingin berpergian jauh menggunakan pesawat, dapat menggunakan KRL sampai Stasiun Gambir, kemudian dilanjutkan dengan menaiki bis DAMRI menuju Bandara Soekarno-Hatta atau sebaliknya dengan tarif yang tidak begitu tinggi. Transportasi umum seperti bis Transjakarta dan taksi juga tersedia untuk mengantar penumpang ke daerah-daerah Jakarta dari Stasiun Gambir.

2. Berkurangnya Efisiensi Waktu

Bagi beberapa masyarakat yang bekerja di sekitar Stasiun Gambir tentu sedikit kesulitan untuk mencapai tujuannya dengan tepat waktu. Rute terdekat adalah untuk turun di Stasiun Juanda atau Stasiun Gondangdia. Di mana akan memakan waktu kembali untuk mencari transportasi lanjutannya seperti angkot dan bajaj kemudian melanjutkan perjalanan.

3. Biaya Bertambah

Ketika turun di Stasiun Gondangdia atau Stasiun Juanda, tentu memerlukan biaya tambahan untuk melanjutkan perjalanan dengan transportasi umum bagi penumpang yang bekerja di sekitar daerah Stasiun Gambir. Transportasi ojek saja terkadang meminta tarif Rp. 10.000 untuk mengantarkan ke Stasiun Gambir.

Kebijakan bagi KRL untuk tidak singgah di stasiun Gambir agaknya perlu dikaji kembali. Dengan menilai faktor-faktor yang ada sehubungan dengan kebijakan ini, diharapkan PT. KAI dapat memberikan kebijakan yang lebih baik lagi, terutama demi kepentingan masyarakat bersama. (bnu)

Penulis
Andy Julianto
Jakarta, andxxxuliaxxx@yahoo.com.

Disclaimer

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.