Sukses

Punya Facebook, Twitter dkk, Itu Demi Apa?

Banyaknya situs-situs media sosial terkadang bisa membuat seseorang kebingungan untuk memakai yang mana. Itu semua demi apa?

Citizen6, Jakarta: Tak bisa dipungkiri lagi sebenarnya jika sosial media sudah menjadi salah satu gaya hidup masyarakat zaman sekarang. Banyaknya situs-situs media sosial terkadang bisa membuat seseorang kebingungan untuk memakai yang mana, dan bahkan memang ada saja yang memakai semuanya secara bersamaan.

Beberapa yang cukup sering terlihat adalah; Facebook, Twitter, Instagram, Path, Plurk dan beberapa media sosial lainnya.

Tidak salah memang untuk menggunakan media sosial sebagai media untuk berkomunikasi. Keuntungannya juga sangat banyak, seperti beberapa pengusaha menggunakan media sosial Instagram untuk menunjukkan beberapa barang yang ingin dijuallnya. Mendekati tahun 2014 ini yang notabene akan diadakan pemilu, banyak juga kampanye-kampanye yang bermunculan di Facebook dan Twitter.

Sempat ada pemikiran masyarakat terhadap beberapa media sosial yang mereka pakai dan tentu juga sesuai dengan fungsi utama setiap dari media sosial tersebut, yakni:

- Facebook, membuat Anda berpikir Anda punya banyak teman!
- Twitter, membuat Anda berpikir bahwa Anda bijaksana!
- Instagram, membuat Anda berpikir bahwa Anda adalah fotografer!

Apakah media sosial seperti itu?

Pada Twitter memang banyak tweet (istilah jika seseorang mengeluarkan pernyataan di Twitter) orang-orang yang memang dapat dikatakan bahwa tweet yang dibuat itu bijaksana.

Sedangkan Facebook, tidak sedikit orang-orang yang memiliki teman lebih dari 1000 orang. Dan Instagram juga banyak foto-foto yang bagus dari yang unik sampai yang aneh sekalipun.

Tapi apakah benar media sosial membuat Anda lebih bijaksana? Apakah benar Anda memiliki teman lebih dari 1000 dan mengenal mereka semua? Apakah benar itu adalah foto yang layak untuk Anda abadikan di Instagram atau media sosial lainnya?

1. Bijaksana?

Twitter memang merupakan sarana berkomunikasi yang cocok untuk mengeluarkan pernyataan pendek, entah itu pernyataan yang bijaksana, pernyataan yang negatif ataupun positif sekalipun.

Manusia pada dasarnya ingin selalu mengungkapkan perasannya terhadap suatu hal. Misal, hari ini mengalami hal yang buruk, tentu ada yang menyatakan secara langsung bahwa dia sedang mengalami hal buruk. Namun ada juga yang mengungkapkan lewat kata-kata mutiara agar terlihat bijaksana. Tentu bukanlah hal yang buruk, karena hal-hal seperti itu memang dapat memotivasi orang lain.

2. Pencari Perhatian?

Siapa yang tidak ingin diperhatikan? Pernyataan seperti mengalami hari buruk tadi tentu akan mendapatkan simpati dari orang-orang, terutama jika kenalan dari orang-orang terdekat. Pernyataan dengan kata-kata mutiara agar terlihat lebih bijaksana juga sebenarnya memicu perhatian orang lain agar setuju dengan pernyataannya tersebut.

Pada Facebook, mempunyai teman lebih dari 1000 dan mengingat mereka semua tentu adalah hal yang mustahil, satu hal menarik yang penulis temukan tentang fenomena ini, jika membuat status (istilah jika seseorang mengeluarkan pernyataan di Facebook) makin banyak teman yang Anda punya, makin banyak pula orang-orang yang akan menyukai status Anda.

Namun, ada beberapa figur yang memang menggunakan media sosial untuk benar-benar mencari perhatian, namun biasanya dilakukan melalui pernyataan yang frontal hingga negatif. Entah dengan tujuan apa, perhatian yang didapat tentu lebih banyak yang negatif ketimbang sebuah kesetujuan terhadap pernyataan tersebut.

3. Narsis?

Narsis adalah sebutan bagi orang yang mencintai dirinya secara berlebihan, dan biasanya hal ini diungkapkan melalui pernyataan tentang dirinya sendiri pada Twitter atau Facebook. Namun, kebanyakan sekarang ini diungkapkan melalui foto-foto. Jelasnya adalah, dimanapun dan kapanpun akan ada suatu kesempatan untuk berfoto, dan tentu menunjukkan keberadaan diri sendiri dalam foto tersebut.

Bisa juga pada suatu momen, berfoto berkali-kali dengan gaya dari yang unik, aneh sampai yang tidak jelas sekalipun, namun masih properti yang sama. Jadi tidak heran jika orang orang mengenal bahwa narsis itu adalah 'keseringan memotret diri sendiri'.

Ketiga poin tersebut hanya opini dan asumsi semata berdasarkan keseharian yang penulis lihat dalam beberapa media sosial dan pengalaman pribadi, karena tidak semuanya selalu terjadi setiap hari.

Hal yang ingin penulis tekankan adalah, media sosial tidak membuat Anda terlihat bijaksana, buruk, baik, bahkan narsis sekalipun, melainkan membuat Anda lebih terlihat dan terbuka.

Terlihat pada konteks ini maksudnya adalah, sifat dan karakter Anda lebih mudah untuk diketahui, ketimbang orang-orang yang menggunakan media sosial hanya untuk sekedar mencari informasi dan berkomunikasi sederhana semata.

Dan terbuka pada konteks ini adalah, Anda adalah orang yang mudah untuk mengungkapkan pendapat dan isi hati kepada orang-orang di media sosial. Namun semua itu kembali kepada diri masing-masing dalam penggunaan media sosial kedepannya. (Igw)

Penulis
Andy Julianto
andy.XXXXXXX@yahoo.com

Disclaimer

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini