Sukses

Tumpas Terorisme di Dunia Maya dan Dunia Nyata

Sekian ribu orang memanfaatkan internet melalui jejaring sosial untuk berinteraksi dengan orang lain. Tidak terkecuali para teroris.

Citizen6, Jakarta: Di era globalisasi ini, internet bukan lagi menjadi hal asing bagi masyarakat Indonesia. Sekian ribu orang memanfaatkan internet melalui jejaring sosial untuk berinteraksi dengan orang lain di belahan bumi manapun. Tidak terkecuali para teroris.

Melalui dunia maya, mereka membangun jaringan dan komunikasi untuk berinteraksi satu sama lain, baik melalui jejaring sosial ataupun melalui situs-situs yang berpotensi menyebarkan terorisme dan radikalisme.

Salah satu kelemahan aparat dalam memberantas terorisme adalah kurangnya pengawasan di dunia maya yang sering disalahgunakan oleh para teroris dalam berkomunikasi. Dengan berkedok situs yang berbau agama tertentu, mereka melancarkan aksinya untuk menjaring "calon-calon pengantin" baru yang bersedia berjihad di jalan mereka. Terlebih lagi, pengguna internet di Indonesia sebagian besar merupakan para remaja yang sedang mencari jati diri. Hal tersebut dimanfaatkan oleh para teroris untuk menjaring anggota baru. Ini terlihat dari usia para teroris yang tertangkap, dimana mereka masih berusia 20 bahkan masih belasan tahun.

Dalam menyikapi hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah berupaya memerangi terorisme dengan memblokir situs-situs yang berpotensi menyebarkan radikalisme dan terorisme, maupun situs-situs yang memuat cara merakit bom untuk kegiatan terorisme.

Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo, Gatot S. Dewa Broto, menyatakan hingga akhir tahun 2013 sudah ada sekitar 200 situs berbau terorisme yang kena aksi bersih-bersih Kominfo. Untuk memaksimalkan hal tersebut, instansi berwenang lainnya seperti POLRI, TNI, BIN, dan BNPT juga diharapkan bersedia bekerja bersama dalam pemberantasan terorisme, baik di dunia maya maupun dunia nyata.

Masyarakat pun wajib mempunyai andil dalam melaporkan hal-hal yang dicurigai mengarah kepada terorisme dan radikalisme, baik di lingkungan tempat tinggal ataupun di internet. Penanggulangan masalah terorisme di Indonesia tidak akan tuntas jika seluruh instansi berwenang dan masyarakat tidak aktif bekerja sama. Kita tidak bisa hanya menyalahkan aparat keamanan, sementara kita berdiam diri ketika ada kelompok yang berbau radikal tinggal di lingkungan kita. (mar)

Penulis
Rika Prasatya
Jakarta, rikaprasaxxx@gmail.com

Baca juga:
Gelombang Nasionalisme Pemuda Indonesia
Sikon Polkam Luar Negeri 2014 Rawan Ketidakpastian
Mampukah Menikah Dini Membina Rumah Tangga?


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Mulai 16 Desember sampai 3 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir
tahun dari Liputan6.com, Dyslexis Cloth, dan penerbit dari Gramedia bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.