Sukses

Promosi Diri Menjadi Pemimpin Negeri

Menjelang tahun panas 2014, nampaknya tidak perlu menunggu lama untuk dapat merasakan kegerahan perebutan kursi empuk pemerintahan.

Citizen6, Jakarta: Menjelang tahun panas 2014, nampaknya tidak perlu menunggu lama untuk dapat merasakan kegerahan perebutan kursi empuk pemerintahan. Pertengahan tahun ini saja sudah banyak deklarasi bakal calon presiden dikukuhkan, baik dalam bentuk iklan elektronik ataupun cetak. Berlomba-lomba memikat hati rakyat dengan jargon kebanggaan. Semua seolah berebut menjadi orang nomer 1 (satu) di Republik ini.

Bukan tentang asal atau siapa yang maju menjadi bakal pemimpin negeri, tapi tentang bagaimana mereka mampu memenuhi segala janji yang telah terucap dan bagaimana mereka akan melayani rakyat. Belum masuk tahun baru mereka sudah mencoba mencuri hati rakyat. Lumrah rasanya kita lihat beragam baliho besar, atau sekedar spanduk kecil berhiaskan wajah para pejabat terkenal. Tidak ketinggalan para calon anggota dewan turut bersanding dengan tokoh pimpinan partai, dilengkapi beragam tulisan penyemangat.

Di dunia maya banyak para pejabat ramai-ramai membuat akun fun page, web pribadi, bahkan akun Twitter. Menjelaskan visi dan misi serta beragam testimoni terkait yang punya hajat. Tapi dari semua itu ada yang lebih canggih lagi. Fenomena para penguasa media berbondong mengepakan sayap menjadi pengusa negara membuat segala urusan promosi di media elektronik khususnya televisi menjadi mudah. Terlepas dari media tersebut milik mereka, tapi bukankah hak rakyat untuk mendapatkan hiburan mendidik dan bermanfaat.

Sarana hiburan rakyat yang mereka kemas dengan beragam bentuk, mulai dari tayangan iklan menyentuh yang membuat seolah sang calon penguasa adalah pahlawan, hingga menebar hadiah melalui kuis pilihan ganda. Apapun itu, anggap saja sebagai langkah promosi prodak yang ujungnya akan melabuhkan pertanyaan.

Apakah promosi itu layak dikategorikan sebagai kampanye?Jika memang kampanye, apakah memang sudah waktunya. Jika belum waktunya berkampanye, apakah itu termasuk dalam kampanye hitam atau ilegal? Kampanye hitam adalah penggunaan metode rayuan yang merusak, sindiran atau rumors yang sengaja disebar kepada para kandidat. Agar menimbulkan presepsi buruk rakyat terhadap salah satu pasangan. Beruntungnya, belum ditemukan hal petaka tersebut dalam praktik promosi selama ini. lalu bagaimana dengan kampanye ilegal.

Kampanye ilegal adalah penggunaan peraga kampanye yang tidak sah atau bukan berasal dari kebijakan dalam bagian material dari kampanye peserta pemilu. Dari penjelasan tersebut sungguh masih sulit dipahami apakah asal dari peraga kampanye atau waktu penggunaan peraga kampanyenya, yang menjadi acuan pelanggaran.

Apapun itu kita sebagai masyarakat yang masih teramat awam, hendaknya mampu sedikit berpikir atau sekedar mengerutkan kening setiap kali mendengar, melihat,  atau membaca hal yang berhubungan dengan praktik promosi sebelum pemilahan umum 2014. Terlepas dari segala janji manis, iming-iming atau sekedar kata-kata mutiara yang mereka beri. Mari buktikan bahwa tidak laku, lembaran rupiah untuk menyogok kita, walau perut sudah terasa kosong.
Hendaknya Komisi Pemilihan Umum (KPU) bukan hanya memberi pengetahuan terkait tatacara atau himbauan memilih, tapi juga mengenai segala aturan terkait pemilu raya Indonesia.

Kepada Badan Pengawas Pemilu (BANWASLU) semoga dengan cepat dapat mengambil tindakan yang lebih tegas dan jelas akan dibawa kemana para penggiat promosi partai ini. Mari ciptakan dan wujudkan Pemilihan langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil demi Indonesia sejahtera. (mar)

Penulis
Bunga Padma Putri
Jakarta, bungapadmapuxxx@gmail.com

Baca juga:
RUU Kerukunan Umat Beragama Redam Potensi Konflik
Pilcaleg 2014: Caleg Harus Punya Solusi Untuk Rakyat
Pemberantasan Terorisme


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Mulai 7 Januari sampai 17 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth  bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.