Sukses

[Warga Mengadu] Jalur Lingkar Sumpiuh Belum Terselesaikan

Jalur perlintasan kereta api yang menyilang di Jalan Raya Sumpiuh-Tambak menimbulkan kecelakaan tunggal saat melintasi jalu

Citizen6, Banyumas: Di daerah Banyumas, tepatnya di perempatan Jalan Raya Buntu, menjadi jalur utama yang menghubungkan ke 4 kota besar, yaitu jalur selatan menuju ke daerah Cilacap, jalur barat menuju ke Sampang-Bandung, jalur utara menuju ke arah Purwokerto-Jakarta, dan jalur timur menuju ke daerah Jogyakarta.

Jalur ini setiap hari ramai oleh lalu lintas baik kendaraan umum, seperti bus, tronton, maupun kendaraan pribadi seperti motor, mobil, dan alat transportasi lainnya. Dari keempat jalur ini, ada 3 jalur yang dilalui rel kereta api, yaitu jalur yang menuju ke arah Cilacap, Sampang-Bandung, dan Yogyakarta.

Palang pintu perlintasan menjadi alat bantu utama dalam mengendalikan arus lalu lintas di sepanjang jalan yang dilalui jalur kereta api. Jika semua pintu perlintasan berfungsi dengan baik, semua kendaraan akan terkondisikan dengan baik dan meminimalisasi kecelakaan di jalur kereta api. 

Perlintasan kereta api yang terletak di Jalan Raya Sumpiuh-Tambak, dari perempatan Buntu ke arah timur memang memiliki palang pintu perlintasan yang masih berfungsi dengan sangat baik. Bahkan rambu peringatannya masih berfungsi dengan sangat layak serta pengeras suara juga masih sangat bagus. Alarm 'klonengan' nya pun juga masih berfungsi dengan baik. Hal ini sudah sesuai dengan standar pengamanan perlintasan kereta api.

Tetapi jika diperhatikan lebih jeli, jalur kereta api yang kebetulan menyilang dengan jalan raya tersebut sering mempersulit kendaraan yang melintas di jalan ini, terutama untuk pengendara sepeda motor roda dua. Sering sekali terjadi kecelakaan tunggal saat melintasi jalur ini. Terutama ketika musim hujan tiba, jalan menjadi licin ditambah lagi dengan genangan air yang kadang memenuhi lubang yang timbul akibat kendaraan bermuatan berat yang melintas.

Karena seringnya terjadi kecelakaan beberapa warga sekitar menjadi sukarelawan dengan membantu para pengguna jalan melintasi jalur ini terutama ketika musim hujan, itu pun tidak setiap saat.

Selain licinnya jalur ini, saat musim hujan lubang yang ada disekitar rel kereta akan bertambah banyak dan lebar. Hal ini akan menambah ketidaknyamanan pengguna jalan. Apabila yang melintas adalah orang yang sudah sering melewati jalur ini biasanya sudah paham dan tahu betul jalur mana yang aman.

Tetapi jalan raya ini adalah jalur utama bagian selatan Jawa Tengah menuju kota Yogyakarta, sehingga jelas akan ada banyak pengguna jalan dari berbagai daerah melintasi jalan ini setiap harinya. Sedangkan bagi mereka yang belum mengenal kondisi jalan, hal ini dapat meningkatkan resiko kecelakaan. Belum lagi, kemacetan yang terjadi ketika para pengguna jalan menunggu kereta api lewat.

Bagi pengendara sepeda motor khususnya, harus berhati-hati dengan kondisi jalan yang berlubang, padatnya kendaraan, serta  jalan silang antara rel kereta dan jalan raya yang mengharuskan pengguna jalan melintas dengan cara menyilang ketika melintasinya. Jika tidak demikian, pengendara motor akan tergelincir dan jatuh.

Alternatif yang disediakan oleh pemerintah daerah adalah dengan membuat jalur lingkar Sumpiuh yang masih dalam tahap pembuatan kurang lebih 70 %. Jalur lingkar Sumpiuh ini melintasi Desa Kebokura-Tambak. Dimulai dari pertigaan lapangan Kebokura jalur ini akan berujung di Desa Kamulyan-Tambak. Karena satu dan lain hal jalur lingkar Sumpiuh ini belum bisa diselesaikan. 

Sebagai pengguna Jalan Raya Sumpiuh-Tambak merasa sangat diperlukan proses pembangunan jalur Lingkar Sumpiuh ini segera terselesaikan sehingga para pengguna jalan bisa segera memanfaatkan jalur yang sudah dibuat ini. Dengan begitu kendaraan besar dan berat akan dialihkan ke jalur ini, sehingga akan memperlambat kerusakan jalan di jalur silang rel kereta api.

Selain itu, kepada pihak yang berwenang untuk selalu mengontrol keadaan jalan dan menjaga kondisi jalan agar aman dilalui kendaraan. Karena sudah hampir 1 bulan keadaan jalur silang rusak dan banyak lubang yang semakin besar sehingga mengakibatkan para pengendara kurang nyaman dan harus berhati-hati saat melintasinya. Hal ini agar meminimalisir terjadinya kecelakaan. (mar)

Penulis
Annisa Rahayu
Banyumas, aniisha.setiarxxx@gmail.com
Twitter: @anish_anisah

Baca juga:
[Warga Mengadu] Penggantian E-KTP Menyusahkan?
[Warga Mengadu] Taman Kota Tasikmalaya Penuh Sampah
[Warga Mengadu] Bangunan SD Negeri Medan Rusak

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Mulai 7 Januari sampai 17 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini