Citizen6, Garut: Musibah menimpa Mak Titi (70) seorang janda renta yang beralamat di kampung Cibolang, RT 04/03, Desa Mulyajaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Nenek yang sudah lama hidup menjanda ini, harus rela kehilangan tempat berteduh satu-satunya akibat diamuk si jago merah. Â
Peristiwa yang terjadi pada Selasa 18 Februari 2014, sekitar pukul 22.30 WIB ini meluluhtantakan rumah Mak Titi dalam tempo sekitar 20 menit. Bubun (40) satu-satunya anak Mak Titi yang pada waktu kejadian sedang berada di rumah yang terbakar itu mengisahkan, sudah hampir sebulan ini ibunya sakit-sakitan. Hampir tiap malam Bubun beserta anak isterinya kerap menemani di rumah ibunya tersebut.
Pada saat kejadian, Bubun sudah tertidur pulas, dan baru tersadar ketika api sudah membesar dari arah dapur membakar dinding rumah yang terbuat dari bilik bambu. Waktu itu para tetangga pun kebanyakan sudah beranjak tidur sehingga teriakan dan kegaduhan di rumah Mak Titi mungkin kurang terdengar jelas.
"Pada saat kejadian, kebetulan kita sudah tertidur, termasuk ibu kami. Namun suhu panas dari dalam rumahlah yang membangunkan kami. Saat itu juga saya menyelamatkan ibu dengan menggendongnya keluar rumah," kisahnya.
Musibah kebakaran ini begitu cepat, hanya dalam tempo beberapa menit rumah panggung berukuran luas 31 meter persegi ini ludes rata dengan tanah. Semua isi rumah tidak ada yang terselamatkan. Lemari, perabotan, pakaian, ternak peliharaan, dan surat-surat berharga lainnya, termasuk 3 buah handphone milik Bubun ikut terbakar. Kerugian diperkirakan senilai Rp 30 juta.
Beda lagi dengan penuturan Yahya (60) tetangga korban yang rumahnya bersebelahan. Ia mengaku panik dan tidak bisa berbuat banyak untuk memberikan pertolongan. Tidak tersedianya peralatan pemadam api yang memadai, ditambah dengan cepatnya kobaran api melumat rumah tetangganya itu, menjadi kendala tersendiri.
"Asal-usul api diperkirakan dari tungku api (hawu) di dapur yang bagian lainnya amblas. Kemudian, bara api membakar papan kayu penahan tungku di bagian bawah, kemudian merembet ke dinding yang bahannya mudah terbakar," tuturnya. Â
Rasa empati dan jiwa gotong-royong masih tampak di Kampung ini. Pada Rabu 19 Februari 2014 pagi, Ketua OSIS MTs AL-Yasin Taman Sari Ilham Nurdin bersama teman-temannya spontan membentuk panitia sumbangan musibah kebakaran ini, yaitu dengan mengumpulkan sumbangan dari MTs dan MI, kepala sekolah, guru-guru, dan siswa-siswi MTs Al-Yasin dan MI Sukamanah.
Dalam penggalangan dana ini OSIS MTs Al-Yasin berhasil mengumpulkan uang tunai sebesar Rp 451 ribu. Selain itu, beberapa kilogram beras sumbangan dari warga sekitar madrasah pun terkumpul. Demikian diungkapkan Ustadz Ipay Supardin, yang merupakan pengurus MI Al-Yassin.
"Alhamdulillah, kami beserta anak anak di madrasah berhasil menggalang dana. Walau memang tidak seberapa. Namun setidaknya untuk sementara bisa meringankan beban hidup Mak Titi sekeluarga dalam beberapa hari ke depan," tandasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Mak Titi masih dirawat di rumah tetangganya. (mar)
Penulis
Abu Nasmah
Barut, nasmahatxxx@gmail.com
Baca juga:
Hari Jadi Garut, Bupati Beri Penghargaan pada Wartawan
Tak Lolos CPNS, Guru Datangi BKD Garut
Bau Belerang Gunung Kelud Tercium di Garut
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Peristiwa yang terjadi pada Selasa 18 Februari 2014, sekitar pukul 22.30 WIB ini meluluhtantakan rumah Mak Titi dalam tempo sekitar 20 menit. Bubun (40) satu-satunya anak Mak Titi yang pada waktu kejadian sedang berada di rumah yang terbakar itu mengisahkan, sudah hampir sebulan ini ibunya sakit-sakitan. Hampir tiap malam Bubun beserta anak isterinya kerap menemani di rumah ibunya tersebut.
Pada saat kejadian, Bubun sudah tertidur pulas, dan baru tersadar ketika api sudah membesar dari arah dapur membakar dinding rumah yang terbuat dari bilik bambu. Waktu itu para tetangga pun kebanyakan sudah beranjak tidur sehingga teriakan dan kegaduhan di rumah Mak Titi mungkin kurang terdengar jelas.
"Pada saat kejadian, kebetulan kita sudah tertidur, termasuk ibu kami. Namun suhu panas dari dalam rumahlah yang membangunkan kami. Saat itu juga saya menyelamatkan ibu dengan menggendongnya keluar rumah," kisahnya.
Musibah kebakaran ini begitu cepat, hanya dalam tempo beberapa menit rumah panggung berukuran luas 31 meter persegi ini ludes rata dengan tanah. Semua isi rumah tidak ada yang terselamatkan. Lemari, perabotan, pakaian, ternak peliharaan, dan surat-surat berharga lainnya, termasuk 3 buah handphone milik Bubun ikut terbakar. Kerugian diperkirakan senilai Rp 30 juta.
Beda lagi dengan penuturan Yahya (60) tetangga korban yang rumahnya bersebelahan. Ia mengaku panik dan tidak bisa berbuat banyak untuk memberikan pertolongan. Tidak tersedianya peralatan pemadam api yang memadai, ditambah dengan cepatnya kobaran api melumat rumah tetangganya itu, menjadi kendala tersendiri.
"Asal-usul api diperkirakan dari tungku api (hawu) di dapur yang bagian lainnya amblas. Kemudian, bara api membakar papan kayu penahan tungku di bagian bawah, kemudian merembet ke dinding yang bahannya mudah terbakar," tuturnya. Â
Rasa empati dan jiwa gotong-royong masih tampak di Kampung ini. Pada Rabu 19 Februari 2014 pagi, Ketua OSIS MTs AL-Yasin Taman Sari Ilham Nurdin bersama teman-temannya spontan membentuk panitia sumbangan musibah kebakaran ini, yaitu dengan mengumpulkan sumbangan dari MTs dan MI, kepala sekolah, guru-guru, dan siswa-siswi MTs Al-Yasin dan MI Sukamanah.
Dalam penggalangan dana ini OSIS MTs Al-Yasin berhasil mengumpulkan uang tunai sebesar Rp 451 ribu. Selain itu, beberapa kilogram beras sumbangan dari warga sekitar madrasah pun terkumpul. Demikian diungkapkan Ustadz Ipay Supardin, yang merupakan pengurus MI Al-Yassin.
"Alhamdulillah, kami beserta anak anak di madrasah berhasil menggalang dana. Walau memang tidak seberapa. Namun setidaknya untuk sementara bisa meringankan beban hidup Mak Titi sekeluarga dalam beberapa hari ke depan," tandasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Mak Titi masih dirawat di rumah tetangganya. (mar)
Penulis
Abu Nasmah
Barut, nasmahatxxx@gmail.com
Baca juga:
Hari Jadi Garut, Bupati Beri Penghargaan pada Wartawan
Tak Lolos CPNS, Guru Datangi BKD Garut
Bau Belerang Gunung Kelud Tercium di Garut
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.