Sukses

Tanggalkan Kisah Romantis Berlebih

Biarkan cinta membimbingmu menjadi pribadi yang kreatif dan produktif.

Citizen6, Jakarta Kisah cinta adalah bahasan yang tidak ada habisnya, dan tidak ada basinya di setiap zaman. Dari kisah cinta yang melegenda di zamannya hingga tetap diceritakan di setiap zaman, sampai kisah cinta tetangga atau adik kecil kita dengan teman sekolahnya. Dan cinta, seharusnya menginspirasi para pecinta untuk hidup dengan penuh makna.

Cinta disini bermakna luas, namun, mari kita fokuskan tentang cinta antara dua insan manusia. Seperti romeo dan juliet, yang entah fiksi atau nyata atau kisah cinta Kaisar Mughal Shah Jahan pada istrinya, Arjumand Banu Begum dan Taj Mahal sebagai bukti kisah cinta mereka yang melegenda. Kisah antara dirimu dengan si dia, ataupun si dia dengan kekasih gelapnya.

Zaman berganti, dan bahasan tentang cinta tak kunjung bosan untuk dikulik. Terutama mengenai mengekspresikan cinta. Perbedaan gaya anak-anak muda mengekspresikan cinta dengan orang terkasih pada zaman nenek-kakek buyut kita kemungkinan berbeda dengan generasi muda yang kekinian. Beberapa faktor adalah karena, nilai-nilai dan budaya yang berbeda, pun karena kemajuan dunia. Dahulu tidak ada teknologi, minimalnya handphone atau bahkan internet. Yang kemudian berimbas pada :

1. Kemungkinan besar dahulu, pasangan atau istilahnya 'pacaran' tidak dialami oleh anak-anak SD, berbeda dengan hari ini.

2. Mengekspresikan rasa suka dengan cara berbeda, dahulu belum ada facebook atau media sosial lainnya yang kini gencar dijadikan alat 'kode mengkode' atau sebagai tempat curhat, sekalian 'kode'. Dulu, kemungkinan besar buyut kita hanya dapat mencurahkan rasanya selain curhat pada teman, atau buku harian.

Selain itu, kini, sudah menjadi hal wajar pasangan mengekspresikan rasa cintanya di manapun dan kapanpun. Nilai-nilai akan 'malu' jaman baheula semakin terkikis oleh zaman.

Bukan sekedar perkembangan zaman akan teknologi dan perubahan budaya. Faktor lainnya yang sangat mempengaruhi adalah propaganda media mengenai hubungan, kisah cinta anak remaja. Tidak sedikit tayangan berupa sinetron tentang kisah asmara anak muda yang romantis berlebih. Mengapa disebut romantis berlebih?

Kita semua dapat merenunginya sendiri. Bukankah berlebihan ketika setiap hari, setiap malam dan setiap sorenya seorang remaja puteri/putera terus menerus menangis atau kepo pada pasangannya. Hidup dan mati bisa jadi taruhan yang dengan entengnya mereka lemparkan di meja dadu, atas nama cinta.

Memang tidak ada yang salah tentang cinta. Namun, masa muda terlalu sia-sia dihabiskan tanpa berkarya di bidang lain, selain urusan pasangan. Tidak serta merta mengikuti jejak kaisar mughal untuk menghasilkan mahakarya seperti Taj Mahal.

Kita mungkin sering mendengar bagaimana seorang penyanyi menghasilkan karya yang indah karena kisah patah hatinya, atau seorang pemuda kasmaran yang berakhir dengan mengeluarkan novel bestseller terinspirasi dari kisahnya. Banyak hal bukan yang dapat menjadi karya yang bermanfaat ditengah lumbung percintaan ini?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini