Sukses

Dipenjara 44 Tahun, Laki-laki Ini Shock Saat Lihat Dunia Luar

Bagi seorang narapidana, bebas dari penjara bukan berarti bisa menghirup kebebasan seperti orang biasa.

Citizen6, Jakarta Bagi seorang narapidana, bebas dari penjara bukan berarti bisa menghirup kebebasan seperti orang biasa. Mereka secara tidak langsung terperangkap pada penjara yang lebih besar, penjara kehidupan.

Dengan cap bekas napi, tak jarang kehadiran mereka di dunia bebas akan ditolak oleh keluarga, lingkaran pertemanan, lingkaran profesi sehingga mereka tak mempunyai akses untuk bekerja atau aktivitas lain untuk melanjutkan sisa hidupnya.

Kesulitan itu ditambah lagi dengan keadaan sekarang yang telah berubah drastis sehingga dia harus menyesuaikan diri. Maka sering kita mendengar banyak bekas narapidana yang akhirnya kembali menghuni penjara lagi.

Seperti Kisah hidup Otis Johnson, lelaki berusia 69 tahun yang akhirnya bisa menghirup udara bebas di luar penjara. Al Jazeera sengaja membuntuti laki-laki berusi 69 tahun ini untuk mengetahui seberapa berubahnya laki-laki yang menghuni penjara selama 4 dekade ini.

Otis Johnson dipenjara ketika ia berusia 25 tahun. Waktu itu ia melakukan kesalahan berat, mencoba membunuh seorang perwira polisi. Saat itu tahun 1970-an, belum ada alat canggih seperti handphone dan internet.

Bagi seorang narapidana, bebas dari penjara bukan berarti bisa menghirup kebebasan seperti orang biasa.

Agustus tahun lalu, setelah menghabiskan 44 tahun di balik jeruji besi, ia dibebaskan dengan bekal kartu identitas, dua tiket budari penjara pada berusia 69 dan uang sebesar 40 dolar Amerika.

Ia melangkah ke Time Square , New York lalu ia mendapati dirinya seperti berada di dunia mimpi. Ia merasa asing dengan lingkungan sekitar.

"Saya agak kesulitan beradaptasi dengan hal-hal baru, karena perubahan terlalu drastis”, katanya.

Dia terpesona saat menemukan video iklan yang djiputar di layar-layar yang dianggapnya mirip sebuah jendela saat mereka berjalan-jalan.

Hal lain yang mengejutkan Johnson adalah saat melihat semua orang berjalan-jalan dengan headphone di tangan mereka . Dia mengatakan bahwa alat-alat yang dipakai oleh orang-orang yang ia temui saat ini tampak seperti milik di CIA.

Bagi seorang narapidana, bebas dari penjara bukan berarti bisa menghirup kebebasan seperti orang biasa.

Di juga heran, kenapa kebanyakan orang berbicara dengan dirinya sendiri. Ia baru menyadari ketika mendekati salah seorang dan menemukan bahwa mereka menutup telinganya dengan iphone. Dia berpikir, apa semua orang kini telah menjadi agen CIA?

Dia juga shock dan tak habis pikir dengan harga biaya percakapan dalam telepon umum yang naik berpuluh-puluh kali lipat.

Keheranan lain terjadi saat malam tiba. Ia seperti orang purba yang baru saja keluar dari goa. Ia menemukan minuman dengan beragam warna. Ia harus mencoba minuman tersebut karena dianggapnya lucu. Karena pada masa mudanya minuman seperti itu belum ada.

Bagi seorang narapidana, bebas dari penjara bukan berarti bisa menghirup kebebasan seperti orang biasa.

Dengan adanya banyak pilihan tersebut membuatnya kesulitan untuk menentukan apa yang mesti dicoba. Salah satu hal yang membuat dia terpana adalah selai kacang jeli yang dikemas dalam botol.

Menghadapi dunia baru itu, Johnson mencoba menjalani nya dengan seimbang dan sederhana . Saat malam hari, ia pergi ke taman dan bermeditasi.

Bagi seorang narapidana, bebas dari penjara bukan berarti bisa menghirup kebebasan seperti orang biasa.

“Saya percaya, segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Biarkan semuanya berlalu dan lebiih baik fokus ke masa depan.

Johnson kini sebatang kara. Ia telah kehilangan kontak dengan keluarganya sekitar tahun 1998. Laki-laki tua itu merasakan kerinduan yang mendalam dengan keluarga besarnya, terutama dua keponakannya kembarnya yang dulu selalu bergegas menyambutnya saat berkunjung.

"Aku benar-benar rindu keluarga saya, "katanya sambil tertunduk.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini