Sukses

Kulit Wanita untuk Pembesar Penis & Payudara Gegerkan Nepal

Wanita miskin di Nepal terpaksa menjual jaringan kulit mereka yang digunakan untuk operasi plastik pembesaran kelamin pria dan payudara.

Liputan6.com, Nepal - Di zaman sekarang rasanya orang-orang semakin materalistis. Mereka bahkan rela melakukan berbagai cara untuk mendapatkan pundi-pundi uang dengan mudah dan cepat.

Jika para seleb memilih untuk menjual sensasi dengan mengobral harga diri demi eksis di dunia entertaiment, maka berbeda dengan para perempuan di Nepal ini.

Para perempuan miskin di Nepal, baru-baru ini diduga telah menjual 51 cm jaringan kulit mereka yang digunakan untuk operasi plastik pembesaran kelamin pria dan pembesaran payudara perempuan. Dalam setiap penjualan, mereka akan mendapatkan uang sebesar 150 dolar atau setara dengan Rp 2 juta.

Menteri Kesejahteraan Sosial, Perempuan dan Anak Nepal Kumar Khadka mengatakan kepada Thomson Reuters Foundation jika kabar tersebut pertama kali mereka ketahui melalui situs berita India Youth Ki Awaaz (YKA) yang menyebabkan kemarahan di kalangan pemerintahan.

"Kami terkejut dengan laporan itu. Kami juga akan menyelidikinya dan jika kita benar-benar menemukan bukti, pemerintah akan melakukan segala upaya untuk menghentikan kejahatan keji ini dan menghukum mereka yang bertanggung jawab," jelas Khadka.

Dilansir Nextshark, Senin (13/3/2017), para perempuan Nepal yang diperdagangkan ke pelacuran di India, seperti Mumbai dipaksa untuk menjual jaringan kulit mereka. Beberapa korban bahkan mengaku telah dibius dan tidak mengetahui jika jaringan kulit mereka diambil.

Jaringan kulit yang didapat nantinya dijual ke laboraturium patologi di India, di mana kulit tersebut akan diproses dan diekspor ke perusahaan-perusahaan AS yang membuat kulit dan jaringan derivatif produk yang digunakan di pasar bedah komestik global.

Aktivis hak-hak perempuan kini telah mendesak pemerintah Nepal untuk melakukan investigasi mengenai kasus tersebut. Juga memulai kampaye di daerah dengan tingkat perdagangan perempuan yang tinggi.

"Pemerintah harus serius menangani kasus ini, karena untuk melindungi kaum hawa," kata Sunita Danuwar Samuha, sebuah badan amal yang membantu merehabilitasi korban.

Sebelumnya, perdagangan perempuan miskin di Nepal untuk pekerja seks atau pun transplantasi ginjal memang telah berlangsung lama di sana. Namun, untuk kasus perdangan jaringan kulit manusia menjadi kasus yang langka.

(ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini