Sukses

Bak Malaikat Pencabut Nyawa, Gerbang Neraka di Turki Bikin Merinding

Sebuah kuil di wilayah selatan Turki dianggap sebagai gerbang neraka. Kasus kematian hewan dan serangga yang mati secara aneh. Membuat tempat itu menarik perhatian para tim peneliti.

Liputan6.com, Jakarta- Apa yang kamu bayangkan jika mendengar kata kematian? Tentunya hal itu menjadi fenomena yang paling mengerikan dan tak pernah terbayangkan olehmu, kan?

Nyatanya di zaman Yunani kuno, banyak orang merujuk kematian kepada sebuah kuil tua di kota Hierapolis atau sekarang lebih dikenal sebagai wilayah Selatan Turki.

Kuil tersebut dinamakan dengan Gerbang Pluto atau Kuil Pluto. Sejak dahulu, Kuil Pluto kerap dijauhi oleh tanda-tanda kehidupan karena mereka takut berdekatan dengan kematian.

Tak jarang, kuil itu kerap disebut sebagai "portal ke neraka" ataupun napas Hades, dewa mitologi Yunani yang dianggap berkuasa pada dunia kematian. Sejak ratusan tahun, orang-orang yang dekat di wilayah kuil kuno itu tewas tanpa sebab yang jelas.

Ternyata hal tersebut menarik minat seorang Ahli geografi asal Yunani bernama Strabo, yang memberanikan diri untuk menginjakan kaki di kuil tersebut.

Kesan pertama yang diungkapkan Strabo terhadap kuil itu adalah munculnya uap dan kabut yang padat sehingga siapapun yang datang ke sana tak bisa melihat lantai di dalamnya dengan jelas.

"Setiap hewan yang masuk ke dalam akan langsung tewas. Ketika saya melempar burung gereja ke dalam, burung itu langsung menarik napas terakhir," kata Strabo, melansir All Thats Interesting, Jumat (23/3/2018).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menyebabkan halusinasi dan sesak napas

Menurut Strabo, tulisan-tulisan Yunani Kuno yang diukir pada pintu kuil benar adanya setelah ia melemparkan burung dan tewas di tempat tersebut. Strabo menjelaskan bahwa kuil itu didedikasikan kepada dewa-dewa dunia bawah, sebagai bentuk permohonan dibebaskan dari kematian.

Tak jarang sejumlah pendeta melakukan persembahan ke dalam kuil untuk ditujukan kepada para dewa.

Meski begitu, Stabo bukanlah orang pertama yang tertarik dengan kuil kematian. Arkeolog Fracesco D'Andria yang pernah bekerja di situs tersebut juga mengaku pernah melihat gas mematikan pada Kuil Pluto.

Ia sempat melakukan penggalian untuk mencari tahu lebih dalam apa yang menyebabkan gas beracun itu muncul. Selama penelitiannya berlangsung, D'Andria sempat mencatat rumor-rumor yang terjadi pada kuil itu.

Selain menyebabkan kematian seketika pada burung dan serangga. D'Andria juga mencatat pengalaman para pendeta yang mengorbankan sapi jantan kepada dewa-dewa di kuil tersebut.

Ketika memasukkan hewan tersebut ke kuil, para pendeta mengalami hausinasi dan sesak napas saat menghirup asap beracun. Ada dugaan besar bahwa kuil tersebut terletak di atas garis patahan bumi.

3 dari 3 halaman

Konsentrasi CO2 yang tinggi

"Gua di bawah Kuil Pluto, ditemukan CO2 dalam konsentrasi yang mematikan hingga mencapai 91 persen," tulis studi yang dilakukan D'Andria bersama timnya. Hal yang paling mencengangkan tim studi, yakni uap-uap yang muncul pada patahan tersebut masih muncul hingga saat ini sampai bisa membunuh banyak mahluk hidup.

Kuil pluto sendiri sebenarnya sudah ditemukan sejak tujuh tahun lalu. Bangunan kuil memiliki sebuah pintu batu yang mengarah ke gua kecil dan dikelilingi batu yang ditinggikan.

Daerah Kuil Pluto juga disebutkan tergolong sebagai wilayah geologis aktif sejak 2200 tahun lalu. Tim peneliti Jerman yang pernah melakukan penelitian melihat bahwa kuil mematikan tersebut sangat berbahaya untuk didatangi ketika pagi hari.

Konsentrasi gas tertinggi terjadi saat fajar. Tak hanya menyebabkan hewan mati dalam seketika, manusia pun bisa mengalami hal yang sama.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.