Sukses

Tangan Lembut Sang Pengaduk Semen

Minimnya lapangan pekerjaan saat ini, membuat seorang ibu beranak tiga yang bernama ibu Sarnah terpaksa bekerja menjadi buruh bangunan di daerah Timoho Tembalang, Semarang,

Liputan6.com, Semarang: Minimnya lapangan pekerjaan saat ini, membuat seorang ibu beranak tiga yang bernama ibu Sarnah terpaksa bekerja menjadi buruh bangunan di daerah Timoho Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, guna memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
 
Beliau sudah melakoni pekerjaan ini sejak dua bulan yang lalu. Panas, susah, berat dan capeknya pekerjaan ini tidak mengurungkan niat ibu Sarnah untuk tetap membantu sang suami mencari nafkah. Sebab, di lain sisi ibu Sarnah memandang pekerjaan ini sebagai bentuk olahraga, bahkan beliau mengerjakannya dengan sepenuh hati.
 
Ibu berusia 48 tahun ini bekerja dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Dari pekerjaannya ini beliau memperoleh upah Rp 30.000 per hari. Ibu Sarnah mengaku tidak malu akan adanya perbedaan gender di lingkungan pekerjaannya. Pasalnya di lingkungan pekerjaannya ini, perempuan dan laki-laki tidak ada perbedaan. Mulai dari pembagian pekerjaan maupun upah yang didapat, semua sama rata.
 
Ya, keteguhan hati seorang Ibu Sarnah patut dijadikan teladan bahwa tidak harus merasa malu dan gengsi untuk membantu suaminya mencari penghasilan demi memenuhi kebutuhan keluarga. "Selagi itu halal kenapa harus malu yang penting untuk duit," ujar ibu Sarnah.(Pengirim: Grup 9 SGTC Semarang)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini