Sukses

Andi Bachtiar: Belum Ada Industri Film di Indonesia

Sampai sekarang belum ada industry film di Indonesia, begitu ungkapan Andi Bachtiar Yusuf pada acara diskusi bulanan rutin Kopdar Budaya Jumat (22/03).

Citizen6, Jakarta: Sampai sekarang belum ada industry film di Indonesia, begitu ungkapan Andi Bachtiar Yusuf pada acara diskusi bulanan rutin Kopdar Budaya Jumat (22/03).

Menurut sutradara yang konsisten membuat film tentang sepak bola ini mengatakan bahwa sampai sekarang belum ada yang melakukan riset untuk misalnya seberapa banyak penonton yang hamil setelah nonton film x dan seterusnya.

Andi Bachtiar pada kesempatan sebelumnya juga pernah menyatakan, “syarat industri harus ada diferensiasi produk. sementara yang beredar sekarang mayoritas film-film seputar seks, horor dan komedi. edukasi pasarnya tidak ada”, terangnya.

“Untuk jadi industri pemerintah harus support. namun sayang pemerintah beranggapan seni itu hanya milik para seleb. Buktinya pemerintah hanya mempromosikan bali aja”. dengan begitu ia merasa tak terwakili.

Diskusi Kopdar Budaya yang malam itu  bertema Bola-Bola (Industri) Film Indonesia itu juga membahas apa yang harus dilakukan agar sebuah film Indonesia laris dipasaran?  Menurut Ucup, nama akrab Andi Bahtiar Yusuf film laris tak bisa dipredeksi. Namun ia menambahkan secaraa bergurau bahwa film yang laris adalah film yang bisa membuat penonton menangis.


Film terbarunya (masih bertema sepak bola), Hari ini Pasti Menang mulai tayang serentak di bioskop mulai 11  April 2013. Film ini menceritakan kisah tim sepak bola nasional yang maju ke perempat final piala dunia 2014 di Brazil.

Beberapa film-film Andi Bachtiar Yusuf sebelumnya yang juga bertema sepak bola diantaranya adalah The Jak, dan Romeo dan Juliet.  Diskusi bulanan yang diadakan rutin oleh @kopdarbudaya ini berakhir setelah dua jam.

Seperti tertera di websitenya, Kopdar Budaya adalah sebuah kelompok kumpul-kumpul rutin, dirancang penuh visi dan ambisi, meskipun pada akhirnya tak terhindarkan bila hasilnya sekedar gegosipan ngalor-ngidul.

"Lewat Kopdar Budaya, kami ingin menjadikan kegiatan duduk-duduk dan ngobrol sebagai institusi kritik, dalam konteks yang egaliter, sebuah diskusi ideal yang diwarnai pertukaran ide, sapa hangat, tanpa dominasi, menggelembungkan pendapat dan pandangan, meniupkannya sebagai opini umum, di kedai-kedai kopi yang berdiri di antara masyarakat dan negara".  (kw)

*Karmin Winarta adalah pewarta warga

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.