Sukses

Buku-buku Erotis Ini Lebih 'Panas' Dibanding Fifty Shades of Grey

Siapa bilang Fifty Shades of Grey merupakan buku dengan unsur erotis pertama? Banyak buku yang juga memuat unsur erotis. Seperti berikut ini

Citizen6, Jakarta Fifty Shades of Grey memang merajai penjualan novel di berbagai negara. Kisahnya yang cenderung erotis, seperti tidak dipermasalahkan oleh para pembacanya. Padahal kisah seks yang terangkum dalam novel tersebut, tidak bisa dibilang seks yang wajar. Salah satu tokoh dalam novel Fifty Shades of Grey menyukai seks dengan gaya BDSM, yakni mencapai kepuasan setelah menyiksa pasangannya.

Meski Fifty Shades of Grey dapat disebut kontroversial akan muatan yang terkandung di dalamnya, sesungguhnya novel tersebut bukanlah novel pertama yang memuat unsur erotis. Sejarah sastra erotis telah berkembang jauh sebelum budaya pop seperti saat ini mengagungkan pria penyuka BDSM.

Menurut kamus Merriam-Webster, sastra erotik merupakan karya seni atau sastra yang berkaitan dengan seks dan dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan seksual.

Penulis lirik Yunani kuno, Sappho, pernah menciptakan puisi erotis yang terinpirasi dari istilah lesbian. Bahkan Shakespeare telah menulis versi erotis Venus dan Adonis pada abad ke-16 sebelum Romeo dan Juliet yang ia tulis tenar.

Pada beberapa abad yang lalu, tulisan-tulisan erotis mesti menghadapi sensor atau setidaknya dianggap kontroversial. Namun saat ini, berkat kebebasan berpendapat, sastra erotis makin populer sejak beberapa novel erotis diterima dengan baik di kalangan masyarakat.

Fifty Shades of Grey hanyalah segelintir kecil sastra bermuatan erotis yang digemari banyak orang. Jika berbicara mengenai sastra erotis, buku-buku berikut dapat dikategorikan lebih 'panas' dibanding Fifty Shades of Grey.

1. Kama Sutra

Buku yang satu ini disebut-sebut sebagai salah satu karya pertama erotika. Buku ini beredar pada abad kedua di India dan memuat informasi manual dalam berhubungan seks, serta posisi-posisi bercinta yang dianggap membawa warna baru dalam seks. Sampai saat ini, Kama Sutra masih menjadi pedoman bagi beberapa orang untuk mencoba berbagai posisi seks.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Selanjutnya

2. The Crossfire Series

Seri novel yang satu ini ditulis oleh Sylvia Day. Meski popularitasnya masih kalah dengan Fifty Shades of Grey, namun seri buku ini berada di daftar paling atas buku terlaris versi Amazon. Novel pertamanya, Bared to You, menceritakan hubungan dua orang anak muda yang menemukan bahwa mereka berdua korban pelecehan seksual saat masa kanak-kanak.

3 dari 7 halaman

Selanjutnya

3. Vox

Novel yang terbit pada tahun 1992 ini sempat merajai daftar buku paling laris versi New York Time's. Buku yang ditulis oleh Nicholson Baker ini menceritakan kisah dua orang yang bersenang-senang dengan phone sex. Buku ini bahkan dibaca oleh Bill Clinton saat ia menjabat sebagai Presiden.

4 dari 7 halaman

Selanjutnya

4. Lolita

Novel yang satu ini ditulis oleh Vladimir Nabokov. Novel ini sempat menjadi kontroversi saat diterbitkan pertama kali pada tahun 1995. Betapa tidak, novel ini menceritakan kisah asmara antara pria paruh baya dengan gadis yang berumur 12 tahun. Novel ini sempat dilarang beredar oleh Pemerintah Prancis dan ditolak oleh banyak penerbit. Namun kini, novel ini menjadi salah satu novel erotis abad ke-20 yang paling dicari.

5 dari 7 halaman

Selanjutnya

5. Fanny Hill, Memoirs of a Woman of Pleasure

Ditulis oleh John Cleland, novel ini dianggap sangat kontroversial pada tahun 1960. Novel ini menjadi salah satu karya besar pertama erotika di Inggris. Uniknya, meski menceritakan soal kehidupan seorang pelacur, novel ini tidak menggunakan satu kata cabul pun di dalamnya. Hanya banyak metafora yang dianalogikan dengan alat kelamin.

6 dari 7 halaman

Selanjutnya

6. Delta of Venus

Terdiri dari serangkaian cerita erotis pendek yang ditulis terutama pada tahun 1940-an. Koleksi ini dikenal karena menyertakan hal-hal yang tabu dalam ceritanya. Penulisnya, Anais Nin meninggal saat karyanya diterbitkan. Meski demikian, karyanya dianggap sebagai pelopor dalam pornografi yang ditulis oleh perempuan.

7 dari 7 halaman

Selanjutnya

7. The Story of O

Buku yang diterbitkan 51 tahun lalu ini memuat pornografi sebagai fokus kisahnya. Meski awalnya ditulis dengan nama samaran Pauline Reage, satu dekade kemudian, seorang jurnalis perempuan mengaku menulis novel tersebut untuk menghormati kekasih rahasianya.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.