Sukses

Waspadai Sharenting, Aktivitas Orangtua yang Berbahaya di Socmed

Saat ini semakin banyak orang tua yang akrab dengan penggunaan jejaring sosial.

Citizen6, Jakarta Saat ini semakin banyak orang tua yang akrab dengan penggunaan jejaring sosial. Kemudahan yang ditawarkan smartphone untuk terus terkoneksi dengan facebook, twitter, instagram, path, dan jejaring sosial lainnya membuat orang tua aktif untuk mengupdate kisah hidupnya. Namun, jika kita perhatikan beberapa orang tua lebih banyak membagikan foto atau kegiatan anak mereka.

Kebiasaan dari orang tua ini dikenal sebagai Sharenting. Istilah ini berasal dari sharing (berbagi) dan parenting (mengasuh anak). Ada juga yang mengarahkan istilah ini menjadi Over Sharenting, di mana orang tua berlebihan dalam memasukkan informasi tentang anak ke jejaring sosial.

Ya ada beberapa orang tua yang beranggapan bahwa memasukkan pengalamannya dalam mengasuh anak dapat memberikan inspirasi kepada teman-temannya. Begitu juga sebaliknya, saat orang tua kebingungan dalam mengasuh anak, dia bisa bertanya di jejaring sosial dan mendapatkan saran langsung dari teman yang pernah mengalaminya.

Dilansir dari babble.com, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua dalam Sharenting.

1. Tidak semua teman Anda ingin mengetahui perkembangan anak Anda. Seperti dalam percakapan, Anda akan dinilai membosankan jika memberikan informasi mengenai tema yang sama. Selain itu Anda bisa dianggap ‘palsu’, karena jujur saja mengasuh anak tidak selamanya sebahagia foto yang Anda unggah.

2. Anda harus memikirkan privasi anak. Jika Anda memasukkan berbagai foto Anak dengan keterangan kegiatan yang dilakukan, maka Anda harus memikirkan siapa yang melihat informasi ini. Apakah informasi ini bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab?

3. Selain keselamatan anak, kita harus memikirkan perasaan anak secara emosional. Ingatlah saat Anda memasukkan sesuatu ke internet, maka akan sulit untuk benar-benar menghilangkannya. Sehingga foto anak Anda sewaktu kecil yang saat itu memang lucu, bisa saja dijadikan bahan tertawaan saat dia dewasa oleh teman-temannya.

4. Apapun yang Anda masukkan ke jejaring sosial Anda, baik itu hal yang baik atau buruk dari Anak akan dijadikan penilaian oleh orang lain. Ketika Anda sering menulis kenakalan anak di jejaring sosial, maka orang yang membaca akan menilai bahwa anak Anda merupakan anak yang tidak bisa diatur. Begitu pula Anda akan dinilai tidak memiliki kemampuan yang cukup baik dalam mengasuh anak.

Jadi, kita harus lebih bijak lagi dalam memasukkan kisah orang tua dan anak ke internet. Hal ini perlu dilakukan karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi dengan tulisan atau foto yang kita unggah ke internet.

Penulis:

Nabilah Rahmagitha

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini