Sukses

Nazaruddin, Mengabdi Tanpa Batas untuk Pendidikan Anak Negeri

Lelaki ini sangat ingin menjadikan desanya untuk menjadi desa yang tidak tertinggal

Citizen6, Jakarta Keadaan desa yang terletak jauh dari pusat kota, bahkan untuk ke kantor kecamatan saja warga harus menempuh jarak lebih kurang 20 KM. Sehingga menurut penduduk sekitar, pendidikan bukanlah faktor utama untuk di perjuangkan.

Anak-anak dan pemuda-pemudi 80% hanya disiapkan ilmu oleh orang tuanya tentang bagaimana mengelola tanah sawah agar memperoleh hasil panen yang baik dan 20%-nya lagi hanya melaut atau nelayan.

Namun, tidak untuk seorang lelaki yang dilahirkan dari pasangan suami istri Alm. Bapak H.Masdar dan Almh. Hj,Salbaniah dengan diberi nama Nazaruddin. Lelaki kelahiran 1 Desember 1985 di Desa Lubuk Kertang Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat sangat ingin menjadikan desanya untuk menjadi desa yang tidak tertinggal terutama di Bidang pendidikan.

Karena dia menganggap pendidikanlah yang akan menjadikan manusia lebih maju dan berakhlak mulia. Nazar panggilan akrabnya selaku putra daerah merasa punya tanggung jawab besar untuk membantu masyarakat desa Lubuk Kertang. Di kampungnya saat ini belum ada sekolahan yang setara SLTP.

Yang ada hanya sekolah dasar (SD/MI yang terletak di dusun 1 dan Dusun 3 berjumlah 3 Lembaga). Dengan kondisi seperti itu warga yang kondisinya menengah kebawah tidak dapat merasakan hak dasarnya yaitu melanjutkan pendidikan nya di tingkat SLTP Sederajat yang murah, terjangkau tapi berkualitas.

Nasar juga melihat banyaknya generasi muda yang mulai terlibat narkoba,  perjudian dan kejahatan lainnya.

Lelaki ini sangat ingin menjadikan desanya untuk menjadi desa yang tidak tertinggal

“Memperbaiki masyarakat bukan dengan cara memusnahkan orang-orang jahat tetapi dengan mendidik generasi muda yang akan datang dengan ilmu keagaaman yang mumpuni, keahlian yang memadai, sehingga ia berpikir hal inilah yang memicu Nazar untuk memperbaiki keadaan di desanya melalui jalur pendidikan Formal terutama pendidikan agama Islam.

Nazar adalah seorang yang bergelar Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara Sekarang UIN- SU Fakultas Tarbiyah Tepatnya Jurusan Bahasa Arab. Ayahnya Alm. H. Masdar adalah seorang petani. Sedangkan ibunya telah meninggal dunia sejak 10 tahun yang lalu karena sakit. Tepatnya pada semester tiga awal kuliahnya.

Sosok ayah dan ibunya yang tidak pernah lelah dalam memperjuangkan pendidikan bagi anak-anaknya lah yang menjadi motivasi dan semangat bagi Nazar untuk memperjuangkan pendidikan di Desa Lubuk Kertang yang terletak lebih kurang 100 Km dari pusat Kota Medan ini.

Lelaki ini sangat ingin menjadikan desanya untuk menjadi desa yang tidak tertinggal

.“Saya berkeyakinan bahwa melalui jalur pendidikanlah salah satu mata rantai kemiskinan bisa di putus sehingga generasi muda yang memperoleh pendidikan dapat mengejar cita-cita mereka lebihmudah,”ujarnya.Nazar telah memulai pengabdiannya sebagai guru honor pada sebuah Madrasah Tsanawiyah Al-Wasliyah Desa Lubuk Kasih Kecamatan Berandan Barat.

Mengajar sebagai guru Mulok Pengembangan Diri dengan jumlah siswa 75 orang dibagi menjadi 3 kelas dan honor hanya Rp 250.000 perbulan. Sungguh jumlah honor yang sangat jauh dari cukup, namun dia tidak memperdulikannya, yang penting ilmu yang ia punya bisa diberikan dan bermanfaat bagi orang lain.

Selama lebih kurang 2 bulan mengajar di Madrasah Tsanawiyah Al-Wasliyah, Nazar mencoba melamar di Madrasah Tsanawiyah  di desanya, yang bernama Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Habieb. Suatu yang sangat mengejutkan ketika melalui telepon Nazar dihubungi oleh Tim Penilai dari Frans Seda Award.

Lelaki ini sangat ingin menjadikan desanya untuk menjadi desa yang tidak tertinggal

Mereka mengatakan bahwa mereka akan berkunjung ke Mts Madinatul Ilmi. Tepatnya pada pertengahan bulan Maret 2014, mereka pun sampai di Sumatera Utara.Nazar dan guru-guru menyambut mereka dengan semangat. Tim Frans Seda yang datang ke Mts S Madinatul Ilmi melakukan survey dan wawancara mendalam sehingga membuat mereka salut kepada Nazar.

"Dengan usia pak Nazar yang masih sangat muda, yaitu 29 tahun, dan dengan keterbatasan materi , pak Nazar bisa berbuat sampai sejauh ini” ucap mereka. Sungguh kuasa dari Allah Swt yang tak terhingga bagi Nazar, Sebelum Nazar dinobatkan menjadi Juara I Se-Indonesia oleh Frans Seda Award, sebelumnya Nazar pernah meraih penghargaan sebagai Pemuda Pelopor  Dalam Bidang Pendidikan oleh Bapak Bupati Langkat H.Ngogesa Sitepu,SH pada hari Sumpah Pemuda yaitu tanggal 28 Oktober 2010.

“Saya sadar, perjuangan saya tidak cukup berhenti sampai disini, saya masih harus memikirkan kemajuan pendidikan siswa-siswi kami dan kesejahteraaan guru-guru pada masa yang akan datang," katanya.

Lelaki ini sangat ingin menjadikan desanya untuk menjadi desa yang tidak tertinggal

Ia juga merencanakan pendidikan bagi buah hati-buah hati kami agar kelak bisa menjadi orang yang lebih baik dari kami orang tuanya. Untuk jangka pendek pada tahun 2015 ini, saya mempunyai Rencana untuk dapat kembali mendirikan ruang kelas baru untuk siswa-siswi MTs S Madinatul Ilmi.

Karena sudah dapat diprediksi bahwa pada tahun ajaran baru pada bulan Juli 2015 nanti, MTs S Madinatul Ilmi akan menerima 70 orang calon siswa baru. Itu artinya jumlah tersebut akan dibagi menjadi 2 rombel.

Sementara kami masih kekurangan ruang kelas ,”ujarnya. Untuk jangka Panjang Nazar Bercita-cita ingin Membangun MAS BINA SDM di desanya dan biaya untuk pembelian lahan MAS BINA SDM tersebut dari hasil penjualan tanah warisan orang tuanya 17 rante seharga Rp.60.000.000.

Semoga segera terlaksana Pendirian MAS BINA SDM nya. Nazar juga mohon restu dan dukungan agar  bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih berguna lagi, bagi keluarga, masyarakat dan Negara.

“Do’akan saya semoga dalam perjalanan perjuangan untuk mencerdaskan generasi muda anak bangsa Indonesia saya selalu sehat wal’afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT serta tetap teguh,sabar,amanah dan tetap rendah hati Amin,” katanya yang juga mendapat penghargaan yang telah  diserahkan Langsung oleh Rektor UNIKA Atmajaya Pada Tahun 2014 Lalu.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.