Sukses

Bocah 10 Tahun Tewas dalam Ritual Pengorbanan Manusia

Ritual pengorbanan ternyata masih berlaku di beberapa tempat, seperti di kisah berikut

Citizen6, Jakarta Meski zaman telah maju, namun ritual-ritual terkait kepercayaan kuno masih kerap terjadi. Dalam beberapa kebudayaan, dukun sangatlah dihormati dan dipercaya karena memegang kekuatan magis. Salah satunya yang terjadi di desa Kudiya, wilayah barat daya Nepal.

Warga Kudiya geger. Mayat bocah berusia 10 tahun ditemukan di pinggiran desa. Setelah dilakukan penyelidikan, keluaga korban ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan.

Dikutip dari The Himalayan Times Newspaper, Selasa (28/07/2015), bocah tersebut bernama Jivan Kohar. Jivan yang baru naik kelas tiga, tewas setelah keluarganya berkonsultasi dengan dukun desa. Dukun tersebut mengatakan, anak yang mereka cintai dapat 'dibebaskan' dari penyakit yang ia derita bila dilakukan ritual pengorbanan manusia.

Sejauh ini, polisi lokal telah menangkap 11 orang tersangka, termasuk pelaku utama dan dukun. Pada konfrensi pers, lima orang mengaku melakukan pembunuhan tersebut.

Salah satu tersangka, diyakini sebagai ayah dari si anak. Dalam laporan ia mengatakan pada polisi setempat, anaknya menderita masalah kesehatan dan harus ditenangkan dengan ritual pengorbanan. Dengan kata lain, untuk membebaskan sang anak dari penyakitnya, jiwanya harus dibebaskan dengan cara dibunuh.

Jivan dilaporkan hilang sepekan lalu, setelah sang ayah - Kodai Harijan - membujuk sang anak pulang ke rumah dengan biskuit dan uang. Di rumahnya, Kodai dibantu oleh teman-teman dan kerabat yang mengambil bagian dalam ritual mematikan.

Ia mengaku, teman-temannya memegang tangan dan kepala, serta kaki si bocah. "Lalu aku mengambil gadasa, kapak, untuk memotong tenggorokannya."

Sehari setelah pembunuhan, tubuh anak tersebut ditemukan oleh polisi di pinggiran desan dengan kepala hampir putus. Dalam sebuah wawancara dengan CNN, pejabat pemerintah mengatakan akan mengambil tindakan untuk menghapus keyakinan tersebut.

"Dari tingkat pemerintah, kita akan meluncurkan program kesadaran terhadap takhayul di desa," tutup kepala kantor distrik Nawalparasi Hari Prasad Mainai. (sul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin Dapat Ponsel Gratis ikuti #LebaranNarsis di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini