Sukses

Gagal Bunuh Diri, Pria Ini Tak Berhenti Tersenyum

Kerusakan otak yang ia alami setelah gagal bunuh diri, membuat pria ini tak bisa berhenti tersenyum

Citizen6, Jakarta Banyak dari manusia di dunia ini tak percaya akan adanya keajaiban. Kehidupan yang begitu berat, membuat beberapa orang memilih untuk menempuh jalan pintas. Seperti itulah yang dialami oleh Samuel Bishop. Pria berusia dua puluh tahun dari Plymouth, Inggris, ini berusaha mengakhiri hidupnya dengan menghirup gas karbon monoksida di garasi rumahnya sendiri.

samuel selama ini merasa tersiksa atas pelecehan yang ia terima. Ia mencapai titik terendah dalam hidupnya setelah mengalami pelecehan seksual saat berusia tiga tahun. Sejak itu, ia selalui dihantui mimpi buruk akan sakitnya perlakuan yang ia terima.

Suatu hari, Samuel tak lagi dapat menahan siksaan dalam dirinya. Ia mengunci diri di garasi dan menghidupkan sepeda motor. Samuel membiarkan karbon monoksida memenuhi garasi dan membunuhnya perlahan. Beruntung, Tuhan berkendak lain.

"Ibuku menemukanku enam jam kemudian. Saat itu, keadaanku sudah sangat kritis," tukas Samuel sebagaimana dilansir oleh News.com.au, Senin (03/08/2015).

Dokter yang memeriksanya di rumah sakit mengatakan, Samuel sangat dekat dengan kematian. Bahkan meski ia selamat, ia tak akan mampu berjalan atau berbicara lagi. Sekali lagi, Tuhan menunjukkan kuasanya. Setelah serangkaian pengobatan, Bishop bisa hidup normal seperti sediakala. Kecuali satu hal, bagian otaknya yang mengatur emosi rusak total.

"Saya percaya, kematian yang begitu dekat dan cedera otak telah mengubah hidup saya. Hidup saya semakin jauh lebih baik sekarang."

Sejak saat itu, Samuel seperti lupa bagaimana rasanya kesedihan. Ia tak berhenti tersenyum akan apapun yang terjadi di sekelilingnya. Baginya, beban seperti terangkat dari pundak dan ia kini melihat dunia dengan cara yang sama sekali baru.

Dokter telah memberitahukan bahwa kerusakan yang terjadi pada otaknya telah memengaruhi emosinya. Otaknya tak dapat menemukan syaraf yang mengalirkan emosi positif maupun negatif.

Meski demikian, Samuel mengakui ada masa-masa ia harus menahan senyum, yakni saat menghadapi kematian. Meski merasakan kehilangan, ia tak bisa merasakan sedih saat merasa kehilangan. Hal itulah yang kini tengah Samuel coba atasi. Tentu tidak lucu bila Sam terus-terusan tersenyum di acara pemakaman seseorang, bukan? (sul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini