Sukses

Tradisi Unik Panjat Pisang di Komunitas Samin

Kegiatan ini sendiri merupakan gagasan dari mbah Hardo Kardi yang merupakan cucu dari pendiri komunitas Samin, Samin Surosentiko.

Citizen6, Jakarta Beragam tradisi dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-70 tahun 2015. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh warga dusun Jepang, desa/kecamatan Margomulyo, kabupaten Bojonegoro atau yang biasa dikenal dengan komunitas Samin. Warga setempat mengadakan tradisi unik yakni Panjat Pisang.

Pohon pisang dipilih untuk menggantikan pohon pinang karena mudah ditemukan di dusun tersebut. Selain itu, yang menjadikan tradisi ini unik adalah peletakan pohon pisang secara terbalik dengan bonggol pisang terletak diatas dan batangnya dibiarkan menggantung (tidak menancap di tanah) agar semakin menyulitkan peserta. Namun hal ini tidak menyurutkan antusias peserta. Selain peserta dewasa, panitia juga menyiapkan pohon pisang dengan ukuran yang lebih kecil untuk kategori anak-anak.

Kegiatan ini sendiri merupakan gagasan dari mbah Hardo Kardi yang merupakan cucu dari pendiri komunitas Samin, Samin Surosentiko. Prinsip kesederhanaan dan gotong royong menjadi inti dari kegiatan Panjat Pisang karena penggunaan batang Pisang yang diambil dari kebun warga serta disiapkan bersama-sama seluruh warga dusun.

Sementara Bambang Sutrisno (34) putra dari mbah Hardjo Kardi sekaligus ketua panitia kegiatan menuturkan bahwa kegiatan ini adalah bentuk kerjasama massal komunitas Samin dari generasi ke generasi. Keterlibatan panitia dari generasi sepuh selaku penasihat dan generasi muda komunitas Samin sebagai pelaksana dan pengisi kegiatan menjadikan agenda rutin tahunan ini menjadi ajang untuk mempererat kekeluargaan antar warga.

Komunitas Samin sendiri merupakan sebuah pergerakan warga melawan pemerintah kolonial Belanda pada masa penjajahan. Berbeda dengan perlawanan pada umumnya yang menggunakan senjata, orang Samin mengutamakan perlawanan secara idealisme dengan tidak mengikuti aturan yang dibuat oleh pemerintah kolonial. Eksistensi komunitas ini dengan berbagai macam prinsip-prinsip dasar kehidupan seperti prinsip kesederhaan, persaudaraan dan sebagainya masih dijaga erat hingga kini di dusun Jepang, desa/kecamatan Margomulyo, kabupaten Bojonegoro-Jawa Timur. (*)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini