Sukses

Fakhtul Huda: Batik Bukan Soal Uang Semata, Tapi Suatu Pengabdian

Meski kini batik (tulis) telah populer, namun para kreatornya, para maestro batik nasibnya tak segegap-gempita dengan kepopuleran batik.

Citizen6, Jakarta Sejak batik sudah ditetapkan sebagai warisan dunia, kepopulerannya meningkat. Ini berbeda dengan masa dulu ketika masih jarang orang memakai batik, saat itu saya ke tempat kerja memakai batik dan selalu dipanggil pak lurah atau ditanya mau kondangan kemana?

Meski kini batik (tulis) telah populer, namun para kreatornya, para maestro batik nasibnya tak segegap-gempita dengan kepopuleran batik. Namun, kondisi ini tak membuat salah seorang maestro batik dari pekalongan, Fakhtul Huda tetap membatik, padahal banyak kendala yang harus dihadapi, selain makin langkanya bahan baku seperti gondo rungkem (bahan untuk membuat malam), bahan atau mori dan pewarnanya semuanya masih impor.

Laki-laki bersahaja ini menuturkan bahwa batik tulis di daerah asalnya, Pekalongan sejak lama telah populer, terutama batik dari daerah Kemuning dengan corak hokokaoi yang terkenal sangat halus dan detail motif-motifnya. Selengkapnya bisa Anda baca di sini.

(ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini