Sukses

Tips Efektif Membendung Radikalisasi dari Kaum Nahdliyin

Tradisi kaum Nahdliyin adalah selalu mempelajari ilmu yg runtut dan turun temurun dalam transfer keilmuan.

Citizen6, Jakarta Dalam zaman yg serba modern seperti sekarang ini, banyak sekali aliran-aliran Islam ataupun faham Agama yg masuk ke Nusantara dengan begitu cepatnya. Tak pandang bulu mau itu faham islam radikal maupun faham yg lainya. Hal ini membuat risau kebanyakan masyarakat kita khususnya kaum Nahdliyin.

Salah satu kenapa mereka bisa melakukan hal seperti itu adalah karena pemahaman mereka terhadap agama yang masih rendah, bahkan tidak dilandasi dengan keilmuan yg mendalam. Sehingga ini menjadi rentan dalam memahami syariat yg diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Masih baik jika mereka melakukan untuk dirinya sendiri - pemahaman yg salah- akan tetapi akan beraktibat fatal jika mereka menyebarkan faham yg salah dan mengajak -atau memaksa- masyarakat untuk mengikuti aliran mereka.

Tradisi kaum Nahdliyin adalah selalu mempelajari ilmu yg runtut dan turun temurun dalam transfer keilmuan. Istilahnya adalah SANAD, yakni memberikan ilmu -atau pegajaran- yg sama persis dengan yg diajarkan oleh gurunya dulu, begitu seterusnya sampai kepada penyebar syariat Islam Nabi Muhammad SAW.

Sanad menjadi penting karena bisa menjaga orisinalitas keilmuan, sehingga akan memproteksi dari pemahaman yg menyimpang. Penerima sanad juga akan mengetahui apa yg dimaksudkan dalam tekstualitas ilmu dengan menginterpretasikan secara jelas. Karena dia bertemu dan belajara langsung dari guru yg memberikan sanad tersebut.

Fenomena seperti ini ditangkap oleh Pesantren Al-Hikam Depok, yakni dengan menyelenggarakan Majelis Talaqqi bersama Syekh dari Lebanon, Syekh Ahmad bin Abdur Rozaq Al-Khusaini (Grand Syekh Global University Lebanon) yg bertempat di Auditorium Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur'an (STKQ) Al-Hikam Depok di dalam kompleks Pesantren (10/4).

Acara yg dihadiri ratusan akademisi dan masyarakat ini, mengkaji kitab Fiqih Akbah karya Imam Abu Hanifah, yakni Imam madzhab Empat yg termasuk dalam aliran Ahlussunah wal Jamaah (ASWAJA). Syekh Ahmad menekankan pentingnya Amal yg dilandasi dengan ilmu yg mendalam, ilmu yg tersambung (sanad) dan juga memperbanyak keilmuan khusunya ilmu syariat. Hal ini akan memberikan keyakinan kepada kita untuk menjalankan syariat Islam dengan baik dan benar.

Dalam kesempatan tersebut panitia juga membagikan kitab yg akan dikaji beserta dengan penjelasan kitan tersebut. Menurut salah satu peserta, Majelis Talaqqi ini memberikan manfaat yag besar bagi masyarakat, karena bisa langsung belajar kepada guru yg mempunyai sanad kepada Imam Hanafi. "saya berharapa Majelis Talaqqi akan rutin diadakan oleh Pesantren Al-Hikam" ungkapnya.

Pengirim:

Zaki Muttaqien

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini