Sukses

Begini Serunya Anak Muda Indonesia Berbicara Politik

Kenapa anak muda indonesia harus berbicara politik? Menjawab pertanyaan ini, Kevin Tan dari Indonesia Berbicara menyampaikan pendapatnya.

Citizen6, Jakarta - Keterlibatan generasi muda di bidang politik tidak bisa dipandang sebelah mata. Dilansir dari data Komisi Pemilihan Umum dan Deutsche Welle, pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden dan Wakil Presiden 2014, sekitar 190 juta warga yang memiliki hak pilih dalam pemilu, 7,4 persen di antaranya atau sekitar 14 juta orang, adalah generasi muda, yang akan memakai hak pilih untuk pertama kalinya.

Bagaimana mereka menyampaikan sikap? Dan kenapa anak muda harus bicara politik? Untuk menjawab pertanyaan ini, Liputan6.com menemui komunitas Indonesia Berbicara. Kevin Tan, sebagai Founder dan Presiden Indonesia Berbicara ditemani oleh Praisel Ester Pua, Public Relations Division berbincang dengan Liputan6.com pada acara Grand Event Youthful.Social, Universitas Paramadina Sabtu, (14/5).

Indonesia Berbicara didirikan pada tanggal 14 Februari 2014 untuk mengakomodasi diskusi politik dalam ataupun luar negeri. Pada mulanya, diskusi ini dijalankan setiap minggu sebuah kampus kota Bandung dengan bahasan fenomena-fenomena politik dalam dan luar negeri.

"Sebagai anak muda, kami menolak apatis. Kami ingin membuat kesadaran tidak hanya melihat namun berpartisipasi dan memberikan aspirasi tentang keadaan politik dalam dan luar negeri," kata Praisel P. Indonesia Berbicara hadir untuk menjadi wadah anak muda berkontribusi dan berkegiatan dalam diskusi politik.

Joint Statement Forum (JSF) menjadi kegiatan yang membedakan Indonesia Berbicara dengan komunitas lain. Melalui wadah JSF, Indonesia Berbicara mengajak anak muda dan mahasiswa untuk berdiskusi tentang satu topik terkini. Tak hanya JSF, setiap minggu komunitas ini juga aktif melakukan diskusi melalui sosial media.

Lalu, bagaimana menjaga komunitas Indonesia Bicara tidak dititipi pesan politik dari organisasi tertentu? " Status kami jelas. Kami netral, kami tidak mewakili kepentingan dari partai politik manapun," tegas Kevin. Ia menambahkan, hasil dari diskusi mereka disampaikan sebagai bahan kajian pemangku kepentingan.

Tak hanya berdiskusi dan merumuskan masalah politik dalam negeri, Kevin mencontohkan beberapa waktu lalu mereka mengundang Egor Kozlov dari Russian Academy of National Economy and Public Administration untuk mengulas topik "Russia Response to NATO Military Escalation in Europe".

Menutup perbincangan, Kevin mengajak untuk mengikuti informasi kekinian tentang Indonesia Berbicara melalui cuitan di akun @bicarainpolitik.

**Ikuti juga komunitas seru di Forum Liputan6, dengan meng-klik tautan ini.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.