Sukses

Mai Warman Mengabadikan Keindahan Perut Bumi Lewat Lensa

Sebagai fotografer spesialis memotret gua, ia berbagi tips dan pengalaman dengan menerbitkan buku “Simple Lighting For Cave Photography”.

Liputan6.com, Jakarta Selama ini kebanyakan traveler lebih suka mendatangi tempat-tempat indah yang ada di permukaan bumi, entah itu gunung atau laut. Padahal, ada keindahan alam yang tak kalah menarik, yakni keindahan alam di dalam perut bumi.

Indonesia mempunyai banyak gua yang menyimpan keelokan yang sungguh mengesankan. Taman-taman batuan, gemerlapnya cahaya dari atap dan dinding gua yang eksotik tersebut diabadikan oleh seorang fotografer profesional bernama Mai Warman.

Laki-laki single ini telah sejak mahasiswa telah merintis organisasi pelajar yang fokus pada perlindungan kawasan karst di Jogja, khususnya gua. Lembaga itu disebut Scientist Speleologial Club. Bahkan sejak kelas 1 SMP, Mai yang lahir di bulan Mei ini sudah melakukan petualangannya. Pertama kali ia mendaki Gunung Galunggung dan mulai ketagihan memotret di gua karena tuntutan akademik di Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.

Sebagai fotografer spesialis memotret goa, ia berbagi tips dan pengalaman dengan menerbitkan buku Simple Lighting For Cave Photography.

Menurut Mai, buku ini menjelaskan cara menyusun konsep pencahayaan fotografi dengan lingkungan yang ekstrem seperti gua. Konsep pencahayaan yang terdiri atas sumber-sumber cahaya, arah, intensitas, warna dan penggunaan kamera yang tepat serta alat yang menghasilkan cahaya seperti flash dan senter (artificial lighting) dibedah secara mendalam di setiap bab buku ini.

Mai Warman Mengabadikan Keindahan Perut Bumi Lewat Lensa

Beberapa konsep pemotretan memakai pencahayaan yang tepat juga akan dijelaskan untuk menciptakan foto yang menggambarkan lingkungan yang sebenarnya dan keindahan gua bisa disajikan dengan baik.

Perjalanannya sebagai fotografi sangat panjang. Laki-laki yang lahir di ujung utara Jakarta ini memakai kamera analog sejak dari bangku sekolah menengah kejuruan dan mulai beralih kemera digital lens reflek. Namun baru sejak delapan tahun yang lalu ia fokus mefoto perut bumi. Kegiatannya itu dilakukan sejak 2009 hingga sekarang.

Tahun 2014 ia menggelar pameran foto perut bumi di Semarang. Tahun 2015 bersama tim Ekspedisi NKRI-TNI selama enam bulan menjelajahi lorong-lorong batu di Pulau Sumba. Sebelumnya tahun 2012 melakukan ekspedisi solo (sendiri) di Pahang, Malaysia Timur hingga ke Thailand Selatan dengan agenda yang sama, yaitu mengabadikan keindahan perut bumi lewat lensa.

Mai mengaku perlu waktu dua tahun untuk menyusun buku Simple Lighting For Cave Photography. Dengan buku pertamanya ini ia mengajak para petualang dan ilmuan melindungi keindahan perut bumi dari ancaman kehancuran dengan media visual foto.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.