Sukses

Foto Kuno Ungkap Jalan Hidup Penuh Kehormatan ala Samurai

Foto-foto ini menggambarkan bagaimana kehidupan para Samurai di zaman dulu kala.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak zaman dahulu kala, harga diri dan kehormatan adalah yang utama bagi orang Jepang. Hal ini terlihat dari pejabat-pejabat mereka yang bersalah atau tertangkap melakukan kejahatan, korupsi, dan lainnya.

Pejabat-pejabat tersebut tak takut untuk mundur dari jabatan atau yang paling ekstrem: bunuh diri dengan merobek perut mereka lewat pedang pendek dan biasa disebut harakiri. Cara ini juga dilakukan masyarakat biasa.

Hal yang berbeda kita lihat di Indonesia. Pejabat yang tertangkap korupsi ataupun berbuat kejahatan, masih bisa tersenyum manis di depan kamera dan melambaikan tangannya.

Harakiri sendiri merupakan tradisi kuno yang berasal dari prajurit Jepang. Waktu itu, mereka yang ingin mati dengan kehormatan, akan memilih bunuh diri, baik secara sukarela atau saat tertangkap oleh musuh.

Sekumpulan foto-foto kuno berusia 130 tahun, menunjukkan secara jelas bagaimana kehidupan para samurai dan prajurit di masa Jepang lampau. Foto-foto tersebut menunjukkan para samurai yang mengenakan jubah perang, siap tempur, sampai ke adegan harakiri itu sendiri.

- 

Melansir dari Dailymail, Sabtu (28/01/2017), samurai berasal dari periode Heian. Selama berabad-abad, mereka menjadi lebih kuat dan lebih kuat hingga akhirnyya menjadi prajurit bangsawan dari Jepang yang membentuk kelas penguasa pada abad ke-19.

Samurai mengikuti aturan Konfusianisme yang kemudian dikenal sebagai bushido atau jalan prajurit. Kode tidak tertulis ini menekankan loyalitas, bela diri penguasa, dan kehormatan sampai mati. Kode ini kemudian berkembang menjadi penekanan terhadap aksi heroik, kebanggan keluarga dan pengabdian tanpa pamrih pada tuannya.

Selama abad 15 dan 16, terdapat banyak faksi samurai. Namun akibat perang, jumlahnya berkurang. Para prajurit ini mengenakan pelat baja dan sejumlah senjata termasuk busur, anak pana, tombak, dan tentu saja pedang.

- 

Saat Kaisar Meiji berkuasa pada tahun 1868, ia mulai menghapuskan kekuasaan Samurai ini. Pertama, ia melucuti hak mereka sebagai satu-satunya kekuatan bersenjata di Jepang dan mulai memperkenalkan gaya tentara wajib militer Barat pada tahun 1873.

Para samurai kemudian bergabung dengan kelas sosial lain di bawah reformasi Meiji. Tak hanya itu, hak untuk memakai katana (pedang) hilang bersama kekuatan untuk mengeksekusi siapa pun yang tak menghargai samurai di depan umum.

Meski samurai kini tak lagi mendominasi, diperkirakan hanya tinggal 10 persen jumlahnya dari total penduduk Jepang, namun pengaruhnya masih sangat terlihat dalam budaya Jepang.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.