Sukses

Kekinian, Orangtua Didik Anaknya dengan Bermain Video Game

Anak-anak Katie dan Roger justru disibukan oleh video game selama tujuh jam setiap harinya.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah sekolah merupakan medan pertempuran bagi para pelajar, mereka akan dibombardir dengan berbagai tugas seperti pekerjaan rumah, membuat makalah, mengerjakan soal ujian, bahkan menyusun makalah berupa karya ilmiah.

Tentunya hal tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk melatih para pelajar, menambah pengetahuan mereka, megajarkan tanggung jawab, kejujuran, dan memberi mereka pengalaman yang nantinya akan berguna untuk mengahadapi berbagai tantangan dan permasalahan di dunia nyata, ketika mereka beranjak dewasa.

Namun, konsep mendidik anak di sekolah sepertinya tidak disetujui oleh semua orang khusunya orangtua. Beberapa di antaranya lebih memilih mendidik anak mereka dengan metode homeschooling, yaitu memberi pendidikan akademik kepada anak di rumah. Sehingga anak tak perlu lagi pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu.

Berbeda dengan kedua konsep mendidik anak dengan cara bersekolah dan homeschooling, seorang Ibu berusia 44 tahun, Katie Pybus dan suaminya Roger, memiliki cara tersendiri dalam mendidik anak mereka. Katie dan Roger memilih untuk mendidik ketiga anaknya untuk belajar di rumah. Tapi tidak seperti teknik homeschooling pada umumnya, di mana anak-anak diajarkan huruf dan angka dan pelajaran akademis lainnya di rumah, anak-anak Katie dan Roger justru disibukan oleh video game selama tujuh jam setiap harinya.

Katie memiliki tiga orang anak, yaitu Sapphire (12), yang merupakan anak tertua dan satu-satunya anak perempuan. Sedangkan dua adik laki-lakinya yaitu Etienne (10) dan Orin (7). Anak-anak Katie dapat mulai "kegiatan sekolah" mereka kapan saja mereka suka. Katie dan Roger tidak menerapkan alarm pagi di rumahnya, anak-anaknya selalu bangun pagi sesuai dengan kebiasaan mereka.

Anak pertamanya, Sapphire bangun dan mulai beraktivitas sekitar pukul 10 pagi. Etienne bangun lebih awal sekitar pukul 05:00 pagi. sementara Orin bangun pada pukul 08:00 pagi. Ketika mereka bangun, mereka akan melakukan hal yang disebut Katie merupakan kegiatan sekolah mereka, yaitu bermain video game.

Katie mengaku, cara mendidik anaknya tersebut dilakukannya lantaran, karena ia berpikir bahwa permainan merupakan dasar utama atau pondasi dari apa yang ia dan keluarganya lakukan dalam proses pendidikan di rumahnya.

Menurutnya, sekolah terlalu fokus pada pengujian dan ujian, dan ia lebih memilih anak-anaknya untuk belajar melalui video game. "Saya tidak berpikir alfabet harus selalu dilakukan dengan cara belajar membaca. Permainan adalah pondasi dari apa yang kita lakukan dalam pendidikan rumah kami. Sekolah terlalu fokus pada pengujian dan ujian, saya lebih memilih anak-anak saya untuk belajar melalui bermain dengan video game," ucap Ibu tiga anak tersebut.

Namun, tidak semua orang setuju dengan metode yang dilakukan Katie. Tanith Carey, seorang ahli parenting, menegaskan bahwa, cara yang dilakukan oleh Katie merupakan cara yang salah dan tidak sehat. Hal tersebut seperti mengancurkan anak-anaknya sendri, karena bermain video game akan menyebabkan anak-anak merasa kecanduan."Ini cara tidak sehat,. Bermain video game sangat adiktif untuk anak-anak," ucap ahli parenting tersebut.

Katie dan Roger mulai memikirkan mengadopsi sistem homeschooling tidak lazim seperti ini, ketika mereka membeli sebuah perangkat game wii Nintendo, enam tahun yang lalu. Kini mereka memiliki dua buah perangkat Playstastion 4, lima tablet touchscreen, empat komputer pribadi, dan satu Nintendo Wii. Katie mengaku, anak-anaknya kerap bermain Minecraft, Clash of Clans, Then Sims, Pokemon Go, dan masih banyak lagi game yang lainnya. Namun, Katie dan Roger menerapkan peraturan kepada anak-anak mereka, yaitu mereka hanya diperbolehkan bermain video game salam 7 jam dalam sehari.

Meski anak-anak katie seharian bermain video game, mereka tidak sepenuhnya terkurung di dalam kamar mereka. Katie dan Roger, memiliki jadwal mingguan untuk mengajak anak-anak mereka beraktivitas di luar rumah, seperti bermain sepak bola, berennag, atau melakukan kunjungan ke taman dan museum.

Penulis:

Soyid Prabowo

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini