Sukses

Bikin Terpana, Ini Kota Paling Tenteram dan Bebas Polusi di Papua

Suku Agats di Papua lebih senang berjalan kaki. Kendaraan roda dua ada, tapi tidak berbahan bakar.

Liputan6.com, Jakarta Sebal dengan hingar-bingar suara knalpot kendaraan bermotor di ibukota? Muak dengan kepulan asap motor dan mobil yang bikin mata kelilipan? Polusi udara dan suara yang membahana di berbagai kota Indonesia memang sangat mengganggu. Tapi ada lho satu tempat keren di bumi pertiwi yang menyuguhkan rasa nyaman dan tenteram tak terkira? Berdoa saja agar kamu bisa berkunjung ke Agats, Papua.

Ibukota Kabupaten Asmat ini sangat unik jika kita bandingkan dengan tempat-tempat indah lain di Indonesia. Jangan harap kamu bisa menginjakkan kaki ke tanah. Ya iya lah, karena semua sudut berpijak ditutupi oleh papan. Sampai muncul deh julukan Agats sebagai kota di atas papan. Konon hal ini dipicu oleh kondisi tanah yang berlumpur dan penuh rawa. Masyarakat Agats terbiasa berjalan kaki, sejauh apapun. Motor ada sih, tapi...

"Sedikit sharing di sini motornya, motor cas. Jadi motornya gak berisik. Tenteram ih. Berasa mimpi bisa nginjek tanah suku Asmat. Selamat malam semesta," ungkap pemilik akun Facebook, Trianida Astari Trigel.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pakai motor listrik, berapa lama bisa digunakan?

Kekaguman wanita yang solo riding dari Jakarta ke Papua naik vespa tua ini semakin bertambah karena tidak ada kendaraan berbahan bakar satupun di kota Agats.

"Bahagianya bisa mengenal suku ini. Oiya ada yang nanya kenapa gak sama vespa ke sini. Jadi di Agats ini jalanannya masih papan semua. So di sini kendaran mengunakan motor cas. Sudah peraturan di sini. Jadi vespa atau kendaraan lainnya tidak bisa ke sini. Jadi membudayakan jalan kaki kali ya itung itung olahraga, lestarikan alam ini," papar Trigel yang berada di Papua sejak akhir September 2017. 

Tenteram yang ia maksud adalah tidak ada bising suara knalpot maupun kepulan asap dari kendaraan bermotor. Semua motor yang lalu-lalang di kota ini menggunakan tenaga listrik.

"Setelah di sana, saya akhirnya tahu kalau semua motor bebas bahan bakar. Jadi sebelum dipakai, motor tersebut harus dicas. Setelah penuh, motor-motor itu bisa kuat berjalan maksimal 8 jam," lontar wanita kelahiran Jakarta, 14 Juni 1995 ini kepada Liputan6.com 

"Di sana juga ada ojek, ya itu tadi, semuanya bertenaga listrik. Ada juga mobil ambulance, tapi itu juga masih pakai listrik," tutup Trigel yang sebelumnya juga pernah touring sendirian naik vespa sampai ke Sabang. 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini