Sukses

Fungsi Piring Gantung Nan Cantik Bagi Suku Biak

Menurut beberapa cerita rakyat Papua, para saudagar ini sangat takjub ketika telah menginjakkan kaki pertama kali di tanah Papua.

Citizen6, Jakarta Piring Gantung adalah piring keramik China yang bergambarkan ukiran-ukiran huruf China, lukisan, gambaran hewan (Naga), dan berbagai ormanen lainya. Bagi masyarakat Papua khususnya suku Biak dan Serui  piring gantung merupakan sebuah benda yang sangat berharga dan banyak fungsinya.

Dalam sejarah panjang  piring gantung  bukanlah berasal dari Papua. Benda  berharga ini sejak berapa abad silam dibawa langsung dari China oleh para pedagang-pedagang China.

Maluku khususnya Kepulauan Banda sebagai penghasil rempah-rempah, memiliki andil yang cukup besar atas penyebaran piring antik di tanah Papua. Ada sebagian pedagang China yang penasaran dengan keindahan Papua mengambil keputusan untuk melihat lebih dekat Mutiara dari timur ini.

Menurut beberapa cerita rakyat Papua, para saudagar ini sangat takjub ketika  telah menginjakkan kaki pertama kali di tanah Papua. Sepanjang mata memandang hanyalah ketakjuban yang dirasakan. Keinginan menetap pun adalah keputusan mereka. Namun ada persyaratan yang harus dilewati yaitu harus menikahi anak perempuan kepala suku/tuan tanah terlebih dahulu.

Setelah itu mereka dipersilahkan untuk menetap dengan mengeklaimkan tanah pemberian dari ayah dari perempuan yang dinikahinya. Selain itu ada juga imbalan/penukaran/pemberian dari para pedagang kepada penduduk setempat yaitu piring antik, yang boleh dikenal oleh generasi muda Papua dengan piring gantung. Sampai sekarang benda pusaka ini telah dijaga turun-temurun oleh generasi suku Baik dan Serui.

Banyak orang Papua ataupun para pendatang yang menetap di Papua mengetahui bahwa piring gantung memiliki fungsi sebagai mahar, namun tidak banyak yang mengetahui fungsi lain dari piring antik tersebut. Semakin bertambahnya jaman fungsi awal dari piring gantung sebagai maharpun berkembang menjadi multifungsi.

Fungsinya tersebut selain sebagai pembayaran mas kawin kepada pihak wanita, piring gantungpun dibeberapa klan memiliki kepentingan untuk keperluan adat, seperti; penyambutan tamu kehormatan acara basu kaki, dan pemotongan rambut bayi yang baru saja lahir.

Di zaman sekarang sudah banyak generasi-generasi dari kedua suku besar  Papua ini, yang melupakan sepak terjang sejarah asal-muasal dari piring gantung, dan fungsinya selain sebagai mahar. Sayang sekali, padahal ketika memfungsikan kembali piring gantung, tentu akan membawa keuntungan yang besar bagi  diri-sendiri.

Sebagai identitas budaya yang mengakar beberapa abad silam, benda berharga ini juga mempunyai nilai edukasi, ekonomi dan pariwisata bagi generasi muda Papua. Cara yang terbaik adalah melestarikan dengan kemampuan ada pada kita, misalnya menceritakan kembali melalui sebuah artikel/buku, memperlihatkan proses  penyambutan pada turis, dan memaksimalkan dalam proses perkawinan.  Ketika sebuah budaya mulai menghilang, maka tak ada lagi indentitas suatu bangsa. “Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi”.

Pengirim:

Meyer Seba

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.