Sukses

Mahasiswa UNAIR Ajari Warga Bawean Ubah “Sampah” Jadi Emas

Bagi sebagian masyarakat Indonesia nama Pulau Bawean masih kurang familiar.

Citizen6, Jakarta Bagi sebagian masyarakat Indonesia nama Pulau Bawean masih kurang familiar. Akan tetapi, bagi sebagian yang lainnya pulau bawean sudah dikenal dan menjadi destinasi objek wisata alam.

Keindahan alam yang ada di Pulau ini menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.

Keindahan terumbu karang di pulau ini menjadikannya sebagai tempat diving para-para turis mancanegara.

Beberapa destinasi wisata yang bisa dikunjungi di pulau ini diantaranya Danau Kastoba, Penangkaran Rusa Bawean, Pulau Gili Noko, Bawean, Pulau Gili Selayar – Bawean dll. Lain pula dengan Mahasiswa Universitas Airlangga ini, walau harus menempuh perjalanan laut menggunakan kapal ferry natuna express selama 4-5 jam, mereka datang ke Pulau ini untuk memberikan sosialisasi tentang pengolahan rumput laut menjadi produk-produk yang lebih bernilai.

 Lussi mengatakan mereka mendapatkan informasi bahwa di Bawean itu rumput lautnya masih belum dimanfaatkan masyarakat bawean dan warga masih menganggap rumput laut hanya sebagai sampah. Padahal, jika rumput laut seperti Eucheuma cottonii dan Sargassum diolah secara baik, maka akan bisa menghasilkan produk ekonomis dan banyak khasiat untuk kesehatan. Sungguh masih perawan sekali pulau ini, tambahnya. 

Dengan latar belakang itu, di pulau yang masih termasuk bagian wilayah Kabupaten Gresik ini para mahasiswa ini mengajari
masyarakat yang ada disini tentang cara dan teknik pembuatan berbagai jenis rumput menjadi produk carrageenan dari Eucheuma cottonii “Bolong”, Tea Sargassum “Lambeh-Lambeh”, Manisan Rumput Laut, dan Nugget Rumput laut. 

Salah seorang lainnya, Galih, mengatakan  bahwa carrageenan itu bisa dijual dengan harga Rp 80.000 hingga Rp 100.000 per kilogramnya dengan hanya modal Eucheuma cottonii dan larutan KOH. Galih juga menjelaskan bahwa Tea Sargassum ini bisa menjadi obat anti kanker, antioksidan, dan obat untuk penderita diabetes.

Pada acara penyuluhan ini warga terlihat sangat antusias, karena mereka belum pernah mendengarkan  kalau lambeh-lambeh bisa dijadikan tea  dan karaginan dari Bolong merupakan salah satu bahan baku pembuatan kosmetik yang dipakai. Luluk selaku pemudi dari Bawean merasa senang dengan kedatangan para mahasiswa ini karena bisa mendapatkan ilmu baru, ternyata Lambeh-lambeh bisa dijadikan tea.

“Kami selaku masyarakat Bawean Desa Tanjung Ori merasa senang bisa diajari oleh mahasiswa-mahasiswa ini bagaimana cara mengubah rumput laut yang biasanya kamu anggap sebagai sampah menjadi produk yang bernilai tinggi”, terang

Penulis:

Uswatun, warga Bawean. 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.