Sukses

Lawan Krisis Air dengan Nabung Lewat Sumur Resapan

Dampak nyata perubahan iklim, yakni ketersediaan air yang juga berpengaruh oleh peningkatan evaporasi (penguapan).

Citizen6, Jakarta Perubahan iklim yang semakin parah hingga menyebabkan pemanasan global sontak menjadi perhatian masyarakat dunia. Bahkan, topik ini menjadi bahasan lebih dari 100 pemimpin dunia dalam konferensi Perubahan Iklim PBB di Paris pada beberapa waktu lalu.

Salah satu dampak nyata perubahan iklim, yakni ketersediaan air yang juga berpengaruh oleh peningkatan evaporasi (penguapan) akibat peningkatan temperatur permukaan bumi dan perubahan pola curah hujan terhadap penurunan ketersediaan air untuk irigasi dan sumber air bersih. Maka kita perlu membuat langkah nyata dalam menyiasati perubahan iklim terhadap ketersediaan air ini, salah satunya dengan "menabung air" melalui sumur resapan.

Hal tersebut yang membuat Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) bersama dengan United States Agency for International Development (USAID) melalui program IUWASH (Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene) menjalankan program pembuatan sumur resapan selama empat tahun terakhir di berbagai daerah di Indonesia sebagai upaya untuk menyelamatkan beberapa mata air penting di Tanah Air.

Press conference lawan krisis air tanah dengan lumbung air, di SCBD, Jakarta Selatan pada Kamis (17/12/2015).

CCFI melalui program yang dikenal dengan 'Lumbung Air' ini nyatanya telah membangun setidaknya 3.250 sumur resapan atau lumbung air yang telah di bangun di berbagai daerah seperti Kabupaten Semarang, Kabupaten Salatiga, Kabupaten Malang, Mojokerto, Sibolangit dan Pematang Siantar.

Titie Sadarini, Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia menjelaskan bahwa perusahaannya telah memiliki komitmen menjadi 'water neutral' untuk mengembalikan jumlah air yang setara dengan yang terpakai dalam produksi produknya.

"Konservasi air telah menjadi bagian penting dari Sustainability Platform perusahaan kami di seluruh dunia. Di Indonesia, program air oleh CCFI meliputi 12 program dari Sumatera Utara - NTT. Dan, setidaknya 1 miliar liter air telah dikembalikan ke alam melalui program ini," ucap Titie saat menggelar press conference di SCBD, Jakarta Selatan pada Kamis (17/12).

Lumbung air sendiri menawarkan sebuah solusi sederhana yang efektif untuk meningkatkan resapan air, menjaga ketersediaan air baku, penyediaan air bersih, serta meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam mengatasi dampak perubahan iklim.

(ul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini